It is always good to be back to Bali, tapi jangan lagi business trip aja. Karena kalau kerja di Bali itu menyiksa: yang lain pakai baju santai, kita pakai baju kantor hahaha..
Liburan long weekend ke Bali kali ini, kami hanya punya satu malam, pergi Jumat pagi dan pulang Sabtu pesawat jam 21.40. Untuk tiket pulang, saya berniat melakukan Garuda Miles redemption. Sayangnya tiket hari Minggu tidak tersedia, ya sudahlah kami pun pulang H-1 sebelum long weekend berakhir.
Kali ini kami mengajak kedua Kiddos ke Ubud. Saya baru sadar juga sih mereka belum pernah ke Ubud. Lalu mereka komen begini, "Aku pikir Bali itu cuma pantai aja" hehehe.. tuh kan salahkan kami orang tuanya yang selama ini kalau ke Bali hanya mengajak ke pantai.
Kami sangat beruntung mendapatkan villa dari airbnb yang berada di tengah Sawah. Jadi malam pertama kami menginap di Ubud, kami mendapatkan what so called "real Ubud experience".
Sewa Mobil Di Bali
Kita mulai dengan drama sewa mobil di Bali ya. Dua kontak yang ada di handphone saya, tidak bisa menyediakan mobil pada tanggal yang saya minta. Ya sudah, saya beralih ke google, dan on the first page menemukan sebuah rental mobil, kemudian saya mengirimkan email.
Home away from home |
Sewa Mobil Di Bali
Kita mulai dengan drama sewa mobil di Bali ya. Dua kontak yang ada di handphone saya, tidak bisa menyediakan mobil pada tanggal yang saya minta. Ya sudah, saya beralih ke google, dan on the first page menemukan sebuah rental mobil, kemudian saya mengirimkan email.
To my surprise, email-nya dibalas, dan dijawab tersedia Agya Rp 175.000 per hari (lepas kunci, belum termasuk bensin). Wah saya udah senang aja, lumayan lebih murah daripada Avanza or Xenia :) Saya reply email tersebut, namun karena tidak ada jawaban, saya pun menelepon. Sudah confirm deh tuh mobil saya, termasuk jam berapa saya dijemput, dan sebagainya.
H-1 saya mengirimkan SMS untuk konfirmasi ulang, tidak dibalas. Jam 7 pagi saat bus Air Asia mengantarkan kami ke pesawat di T2, saya menelepon kembali. "Oh Ibu sewa mobil ya?" OMG, rasanya saya mau pingsan! Tapi nanti enggak ada yang kuat mengangkat saya di dalam bus:D Ya sudah saya kembali menyampaikan bahwa kami akan tiba jam 11 hari itu dan minta tolong dijemput.
Di pesawat saya terus terang tidak tenang sih, gimana ya kalau enggak dijemput? Tapi ya sudahlah, saya pikir toh pasti ada taxi di Bali, atau Uber, atau Grab. Saat Kiddos#2 request, "Bun, hari ini kita ke pantai ya?" dan saya menjawab, "Nanti ya, kalau kita ada mobil" ... sesungguhnya saya makin khawatir! Hahaha..
Kami tiba jam 11 kurang di Airport Bali, dan saat keluar dari arrival, kami menelusuri satu persatu penjemput yang membawa papan nama. Berharap ada keajaiban dan terdapat nama "Tesya" disana. Hasilnya NIHIL! Aduh masa iya saya di PHP in. Huhuhu... "Bundu udan pesan belum?" tanya Kiddos#1. Saya jawab saja dengan tenang, "Udah Kak, tenang aja, kita telepon aja". Dalam hati sih saya udah niat, naik taxi aja deh.
Saat saya menelepon kembali, Bapaknya mengatakan bahwa yang mengantarkan mobil sudah on the way, dan saya diberi nomor telepon untuk dihubungi. Yeay, tidak lama kemudian, kami bertemu dengan Agya yang super nyaman dan irit. Masa ya, setelah kami jalan Denpasar ke Ubud PP, kami hanya perlu isi bensin Rp 50.000! Silahkan yang butuh kontaknya untuk sewa mobil di Bali: Pak Nur 081933114401 atau 085100450884. Disclaimer: kedua nomor telepon ini aktif saat tulisan ini di post. Namun jika nanti menjadi tidak aktif, silahkan mencari alternatif lain ya.
Our rented car |
Jungle Fish: Beach Club With No Beach in Ubud
Meninggalkan Airport Bali, kami langsung menuju Bubur Laota di Jalan Raya Kuta. "Kamu hafal jalan kan?" tanya mr.husband. Saya jawab, "Tinggal belok kiri aja kali pas ada patung." Saya lumayan lah kalau jalan besarnya saja ada bayangan di sekitar Airport Bali. Tapi jangan harap kalau jalan-jalan kecil blusukan sih, ampun jendral!
Di Laota terjadi drama lagi dimana Kiddos#2 menagih pantai, "Kan udah ada Bun, mobilnya!" Sementara itu mr.husband mengajak ke Jungle Fish, out of nowhere. "Apaan itu?" tanya saya (yang needless to say, langsung dijawab "Googling aja!"). Oh Man.. memang betul ya Man are from Mars. Anyway saya langsung googling "Jungle Fish" dan keren tempatnya!!
Beginilah liburan tanpa itinerary, Kiddos#2 ingin ke pantai, mr.husband ingin langsung ke Ubud, Kiddos#1 asyik makan bubur, saya di tengah-tengah mencari solusi. Dan ternyata solusinya adalah satu gelato on stick di Bubur Laota. Setelah gelato di tangan Kiddos#2, kami mencapai mufakat untuk langsung ke Jungle Fish. Phew..
Itu kacamata renang udah nempel aja sih Kak:D |
Tiba di Jungle Fish, kami membayar tiket masuk Rp 100 ribu untuk dewasa dan Rp 50 ribu untuk anak. Dan langsung donk kedua Kiddos nyebuurrr... Sementara itu saya lagi enggak bisa berenang, menunggu sebagai bag keeper. Ohhh saya tersiksa, pengin ikut berenang!
Basah-basahin kaki dikit deh:D |
Pool di Jungle Fish |
Tempatnya saya suka banget, banyak pohon, kolamnya asyik, cuaca lagi mendung bersahabat gitu. Kalau ke Ubud with kids, saya recommend visiting Jungle Fish. Ohya mengenai makanan dan minuman, saya hanya memesan satu gelas ice lemon tea seharga Rp 50 ribu. Mahal ya?
Review Jungle Fish bisa dibaca di tesyasblog ya.
Ada sawah juga di Jungle Fish |
Menginap di Bamboo Eco Cottage: The Real Ubud Feel
Sesungguhnya, baru kali ini dalam sejarah travelling saya ke Bali, saya menginap di Ubud. Selama ini menginapnya selalu di daerah pantai. Saat memesan via airbnb, bertemulah saya dengan Bamboo Eco Cottage milik Pak Wayan.
Alhamdulillah, saya mempunya travel credit di Airbnb, sehingga saat melakukan payment, saya melihat harga akhir adalah Rp 550.000 untuk 2 dewasa dan 2 anak. Tombol payment langsung saya klik, tanpa saya lihat betul apa saja fasilitas yang ada. Untuk saya, tempatnya ini keren banget.
Saat kami check-in, Pak Made yang mengantarkan kami dari tempat parkir (kami harus berjalan menyusuri sawah sekitar 10 menit by the way), memberikan good news. "Kalau mau ke kolam renang, di sebelah sana ya Bu" kata Pak Made dan saya pun kaget bercampur girang. "Eh, ada kolam renang ya Pak?"...
Dan kami pun berjalan ke tempat yang dimaksud, yeay...selain kolam renang ada swing juga :)
Our tiny but beautiful villa |
The pathway from our villa to the pool and common area |
The pool and the swing |
Bagaimana tempat tidurnya? Tentu saja kedua Kiddos suka, karena mereka tidur di bunkbed. Dan saat malam tiba, hanya ada kami ber empat ditemani alam bebas. Enggak ada pintu di villa nya. Jadi benar-benar "alami" hehehe.
Ada yang sibuk naik turun bunkbed, sementara saya entah lagi beres2 apa hehe.. |
Kayanya saya harus bilang bahwa this place is not for everyone. Saya sih suka banget, tapi kan belum tentu teman-teman cocok di alam terbuka seperti ini. Buat kami sekeluarga sih this was the best glamping ever!
Besok paginya, kami menikmati makan pagi di alam bebas, di tengah udara Ubud yang segar. I wish I could have stayed longer.
Pak Made's service is top notch! |
Simple breakfast tapi rasanya enak banget :) |
Review Bamboo Eco Cottage ini sudah hadir di tesyasblog, silahkan klik link ini. Setelah sarapan kami check-out, meninggalkan villa impian kami, dan menuju Ayung River untuk rafting.
Rafting Di Ayung River Ubud
Saya masih ingat saat di GATF Maret 2017 dan melihat booth rafting provider bernama "Caldera", langsung saya semangat mampir. Saya ingin mengajak kedua Kiddos untuk rafting. Ternyata Caldera satu group dengan Sobek, yang menjadi provider di Ayung River, Ubud.
Kami membeli paket Rp 300 ribu seorang sudah termasuk penjemputan, rafting 2 jam dan makan siang. Dan apa kata Kiddos#2? Katanya "Ini pengalaman liburan paling seru" Hahahaha...
Cerita seru rafting kami ada di tesyasblog dot com, silahkan klik link ini.
Seru banget deh, asli! |
Santai di Pantai Keramas
Setelah rafting dan kami harus menunggu pesawat jam 21.40, kami putuskan untuk ke pantai. Apalah artinya ke Bali tanpa ke Pantai, kan?
Di mobil saya googling beach club yang dekat Ubud. Saya pun mendapatkan Komune Beach Club, hanya 40 menit dari Ubud menurut aplikasi waze.
Tidak lama kami tiba di lokasi, namun yang kami lihat adalah petunjuk "Parkir Hotel Komune". Kami lewati petunjuk tersebut, dan tiba di pantai Keramas. Wah, beruntung juga kami tidak masuk ke hotel Komune, karena akhirnya kami menemukan tempat yang murah meriah, namun kece.
Saya sempat bertanya, apakah kami harus membayar untuk duduk di gazebo? Katanya tidak perlu, kami hanya perlu memesan makanan dan minuman saja. Asyik kan, harganya pun sangat bersahabat. Juice Rp 10 ribu, sate ayam Rp 20 ribu. Kalau di Komune Beach Club harga segitu dapat apa ya?
Teman-teman yang ingin main di pantai yang sepi, silahkan mampir ke Pantai Keramas ya.
Ini nama tempatnya, silahkan di googling |
Kami duduk di Gazebo 3 jam lamanya menunggu kedua Kiddos main air dan makan |
It's Time To Go Home
Akhirnya waktu kembali pun tiba, kami sempat makan malam di bandara dan foto-foto. Liburan nya singkat banget ya, namun yang pasti sangat berkesan. Terutama bagian tidur di alamnya, dan juga rafting.
Sebelum pulang, kami foto-foto lucu dulu di bandara Bali. Iseng ya memang, tapi enggak apa-apa untuk kenang-kenangan hahaha
Until we meet again our lovely Bali :)
Bye Bali... |
Well, I am not fat hahahha.. |
written on April 18, 2017
Follow our IG and twitter: @tesyasblog
Like our fanpage: Tesyasblog
See our video on youtube: tesyasvlog
Liburan di Bali