It was the last day of 2015, hari terakhir liburan kami di Jepang (please jangan ada yang tanya kenapa postingannya baru di upload sekarang?:D). Pagi hari, kami sudah bergulat dengan betapa ramainya Tsukiji Market, tapi enggak complaint sih, soalnya kami makan pagi enak banget di Tsukiji! Makan pagi terlezat dan termahal untuk saya dan mr.husband di tahun 2015. Glek.
Siang hari menjelang sore, kembali kami harus mengarungi lautan manusia di Takeshita Dori (Takeshita Street) di Harajuku dan Shibuya. Tempat kedua, kami memang sengaja bergabung dengan ratusan orang yang ingin menyeberangi the famous Shibuya Crossing.
Dari apartemen tante Tari di Yoyogi, kami berjalan melalui Meiji Shrine atau dalam bahasa Jepang: Meiji Jingu. Posting tentan Meiji Jingu menyusul ya. Setelah drama kedua Kiddos yang mengeluh "jalannya jauh amat sih" akhirnya kami tiba di Harajuku.
Untuk yang ingin ke Harajuku menggunakan transport, gampang banget. Naiklah kereta Yamanote Line, dan turun di Harajuku Station. Begitu keluar Harajuku Station, akan langsung tiba di seberang Takeshita Dori.
|
Di sebelah kiri ada Harajuku Station, di gambar ini kami sedang berjalan menuju Takeshita Dori |
Katanya kita akan bisa ketemu banyak orang berambut dan berpakain funky di Harajuku. Namun yang saya temukan adalah jalan yang penuh sesak! Segera kami berbagi tugas memegang Kiddos. Duh, kalau ilang serem betul ya!
Gerbang menuju Takeshita Dori memang terkenal dan banyak difoto orang. Namun keadaan gerbang sore itu, asli deh: so crowded! Tadinya sih niat foto keluarga di depan tulisan "Takeshita Dori".. tapi ya sudahlah, lebih baik melipir mencari tempat yang agak sepi.
|
Semua orang sibuk foto tulisan "Takeshita Dori" |
|
It was super duper crowded |
Seharusnya ini adalah kesempatan saya shopping, namun melihat penuhnya orang, saya malah melipir ke gang-gang kecil di sepanjang jalan yang jauh lebih sepi. Di gang pertama, kami berhenti untuk membeli crepes, sambil menunggu Om Andi, sepupu mr.husband yang tinggal di Jepang. Sore itu Om Andi akan jadi guide kami:)
Karena banyak yang antre membeli crepes, kami pikir tempat crepes ini beken. Namun ternyata kami salah, yang seharusnya kami beli ada di ujung jalan. Namanya Marion Crepes, kami malah membeli Sweet Box. Tapi rasanya sih tetep enak, sesuai penampakannya yang menawan.
|
Crepes dijual dengan harga JPY400-JPY500 |
|
Lokasi Sweet Box Crepes ini tepat di depan Daiso shop |
|
Om Andi, mr.husband dan kedua Kiddos |
|
Nah ini dia crepes yang pertama ada di Harajuku, dan paling terkenal hingga sekarang |
Supaya enggak penasaran, saya mampir ke Daiso shop yang menjual barang-barang lucu nan murah. Tapi keadaannya tidak bersahabat, mungkin 50% dari pengunjung toko saat itu adalah turis Indonesia. Here and there, saya mendengar orang-orang berbicara bahasa Indonesia, bahkan Sunda! Hehehe..
Setelah membeli gunting kuku dan pembersih telinga khas Jepang, saya keluar dengan maksud menghirup udara segar. Tapi kembali ke realita, jalanan Takeshita Dori ini penuuuuh!
|
Gimana mau shopping, jalan aja susah:p |
Ya udah, saya mengangguk setuju ketika Om Andi mengajak kami jalan kaki ke Shibuya. Secepat mungkin saya ingin keluar dari hiruk pikuk Harajuku. Kunjungan pertama ini saya sama sekali tidak impressed. *makanya jangan liburan pas peak period!
Kami berempat dan Om Andi lalu menyusuri jalanan yang sepi, dipenuhi pohon yang tinggal ranting. Berasa banget deh winter-nya:) Untungnya kali ini kedua Kiddos enggak protes walaupun kami jalan cukup jauh. Mereka sudah kami janjikan akan bertemu patung anjing Hachiko di Shibuya.
|
Pohon tanpa daun dan cuaca yang mendung membuat suasana sangat syahdu sore itu |
Kami sempat melewati Alice in Wonderland themed cafe, mau masuk tapi cuman saya yang cewe. Aah kasian cowo harus liat themed cafe yang girly banget:D Foto-foto di luar aja deh. Yang mau liat seperti apa dalamnya, silahkan googling ya, keren deh!
|
Diminta foto aja bt, apalagi kamau masuk ke dalam ya, De?:p |
|
Petugasnya memperbolehkan kami mengintip lewat lubang kunci. Cool! |
Sebelum ke Jepang, kami membaca kisah tentang Hachiko, anjing yang setia menunggu majikannya pulang kerja di stasiun Shibuya. Hachiko rupanya tidak tau kalau majikannya sudah meninggal dan tidak pernah kembali.
Jadi sewaktu tiba di Shibuya, saya berhasil mengalihkan perhatian Kiddos#2 dari Disney Store dengan mengajak, "Ayo kita liat Hachiko!" Hihihi. Om Andi ngajakin sih, "Tes, kan enggak ke Disney, belanja di Disney Store aja". Tentunya saya mau banget, tapi mengingat kedua Kiddos pasti ngintil belanja, ah ya sudahlah. Lebih baik foto-foto dengan Hachiko.
|
Antre foto dengan Hachiko, ya elah padahal cuman patung ya? |
|
Kucing ini lucu banget, berlindung di bawah Hachiko |
Shibuya juga terkenal dengan "Shibuya Crossing" penyeberangan yang sangat ramai. Kami pun tidak mau ketinggalan bolak-balik nyeberang, norak ya. Biarlah, kapan lagi?
Kalau punya banyak waktu, pastikan nongkrong di Starbucks yang berlokasi di gedung yang tinggi, dengan pemandangan langsung ke Shibuya Crossing. Tapi katanya sih antre parah untuk bisa nongkrong di Starbucks Shibuya ini. Ya kalau harus antre dengan kedua Kiddos sih, udahlah ya.
|
With Om Andi and his wife, we were ready to cross the road! |
|
Yeay saaah ke Tokyo! Hahaha.. *penting banget ya nyeberang di Shibuya Crossing! |
Kami pulang dengan membawa oleh-oleh Organic Oden dari Om Andi. Oden adalah soup khas Jepang, isinya lobak dan bakso. Dijual juga kan ya di Lawson Indonesia. Tapi rasanya emang jauh banget dari yang Om Andi kasih. Thank you Om Andi!
Sebelum ke airport untuk kembali ke Indonesia, kami makan Oden di apartment tante Tari, enak banget menghangatkan tubuh dengan Oden. Kok kalau makan di Jakarta, enggak seenak itu ya?
It was an unforgettable afternoon exploring Harajuku and Shibuya. Semoga aja ada kesempatan berikutnya mengunjungi Tokyo. Aamiin :)
written on May 15, 2016 by @tesyasblog
Next Post:
Berkunjung ke Odaiba
Previous Post:
Hunting Mainan di Akihabara, Tokyo
Pengen foto di Shibuya. Hachi Hachi Hachiko.
ReplyDeleteHehehe hidup Hachiko:D
DeleteAyo Mba ke Jepang:)
Mbak tesya^^ suka deh gaya tulisannya^^. Btw aku jg males banget kl lautan manusia alias penuh. Sebisa mgkn dihindari deh hahahs
ReplyDeleteHi Mba, thank you udah membaca cerita kami:)
DeleteIya Mba, liburan pengen santai ya, eh malah ketemu lagi lautan manusia:D