Ada dua hal yang sudah diminta mr.husband untuk liburan keluarga ke Jepang yang pertama ini: 1) Melihat pertandingan sumo dan 2) Mandi di Onsen Jepang! OMG gimana rasanya nonton pertandingan sumo ya?!
Setelah melakukan riset lebih lanjut, saya terpaksa membuat mr.husband kecewa, "Ne, enggak ada pertandingan sumo di akhir Desember! Terus onsen adanya di Hakone, kita enggak sempet kesana." Ia hanya menjawab, "Ya udah, it's ok!"
Tapi mungkin udah rejekinya mr.husband mencoba mandi di Onsen Jepang. Dari video yang diunggah di youtube, kami berkenalan dengan Kurama Onsen, yang terletak sekitar 1 jam dari Kyoto. Setelah Kiddos menyatakan ingin mencoba Onsen, Kurama pun masuk ke dalam itinerary kami.
How To Go To Kurama Onsen
Tiba siang hari di Kyoto Station yang sangat ramai, kami benar-benar bingung. "Ne, ke Kurama naik apa nih?" tanya saya kepada mr.husband. Lalu ia menunjuk Visitor Information Center, "Tanyain aja deh". Saya pun pasrah, mengingat itinerary liburan ke Jepang yang memang belum cukup detail di bagian "Kyoto".
Please refer to this post: Itinerary Liburan Musim Dingin ke Jepang
"Hi, I would like to go to Kurama Onsen" tanya saya kepada petugas di bagian "English". Jadi ada beberapa konter di dalam Kyoto Information Center, jangan salah memilih konter ya! Kecuali Anda bisa bahasa China atau Korea sih.
Seorang Ibu paruh baya lalu membuka laci di belakangnya, mengambil brosur Kurama Onsen. Ia pun menjelaskan saya harus naik bus nomor 17, kemudian naik kereta api Eizan Railway Kurama Line ke Kurama Station. Ibu tersebut sibuk menuliskan informasi ongkos bus, ongkos kereta, lalu memberikan kertas tersebut kepada saya.
"Arigato Gozaimasu" saya sampaikan dari lubuk hati yang paling dalam, karena pencerahan yang diberikan membuat saya PD bisa tiba di Kurama Onsen.
Kami lalu makan siang dulu sambil melihat-lihat Kyoto Station yang modern. Karena masih punya bekal dari pagi, kami putuskan ngemil dulu, dan akan makan siang di Kurama.
Saya sampaikan kertas yang diberikan petugas di Kyoto Information Center kepada mr.husband, "Nih Ne, naik bus 17, terus naik kereta deh ke Kurama." Traveling mengajarkan saya dan mr.husband berbagi tugas. Saya adalah bagian bertanya, sedangkan eksekusi saya serahkan kepara mr.husband:D
Lalu saya mengikuti mr.husband (yang seolah sudah pernah ke Kyoto Station), berjalan ke arah bus station. Kedua Kiddos mulai tidak sabar, "Kapan sih kita sampai di Kurama Onsen?" tanya mereka. Kemudian saya jelaskan bahwa kita harus naik bus dan kereta dulu.
It was our first time taking bus in Japan. Nanti saya tulis postingan terpisah ya tentang bagaimana naik bus di Jepang. Buat saya sih, yang penting kita observasi aja apa yang dilakukan orang lain, lalu kita ikuti:D PD aja lagi hehehe..
Kami pun tiba dengan selamat di stasiun kereta yang kami tuju. Mr.husband dengan cool berjalan mengikuti petunjuk "Eizan Railway", kalau saya sih pasti udah bingung. Dan selalu saya menyampaikan pertanyaan retoris, "Kamu udah pernah kesini ya?" It happens everywhere when we travel, di Sydney, Perth, New Zealand. Mr.husband santai bener kaya udah pernah ke tempat-tempat tersebut.
Selanjutnya, kami naik kereta ke Kurama Onsen, membayar JPY420 untuk dewasa dan setengah harga untuk anak di bawah 12 tahun. Saya bersyukur memasukan Kurama Onsen ke dalam itinerary. Dari balik kaca kereta api, kami bisa menikmati pemandangan desa di Jepang.
Sekitar jam 13.30, kami tiba di Kurama Station dan langsung mendekati sebuah van dengan logo yang saya kenal sebagai logo Kurama Onsen. Sebetulnya bisa juga jalan kaki 15 menit, tapi daripada Kiddos memulai dramanya lagi karena sudah tidak sabar mandi di Onsen, kami memilih naik free shuttle.
Saatnya Mandi di Onsen Jepang!
"Go that way!" kaya supir van kepada kami setibanya di parkiran Kurama Onsen. Sebelumnya ia bertanya apakah kami akan mandi di onsen outdoor atau indoor. Jelaslah kami memilih mandi di outdoor Onsen. By the way, saat itu udara di Kurama sekitar 5 derajat celcius!
Kami mendekati konter pembelian tiket, dasar di Jepang, beli tiket aja pake vending machine! Kami membayar JPY1,000 untuk dewasa dan JPY700 untuk satu anak. Total yang kami bayar JPY3,400 atau sekitar Rp 400 ribu.
"Do we need to buy towel? We brought small towels" saya bertanya kepada petugas sambil memperagakan ukuran handuk yang kami bawa. Ia menjawab, "It's ok no need towel". Sebetulnya saya ragu karena handuk yang saya bawa adalah empat handuk muka. Tapi daripada membayar JPY400 seorang untuk handuk, saya yang pelit ini tidak membeli handuk:p
"Bye Bundu!" kata kedua Kiddos seraya masuk ke bagian bertulisakan "Man". Aaaah di saat seperti ini how I wish I had a daughter! Hahaha...I am just kidding! Ya udah saya pun masuk sendirian deh. Dan udah stop disini fotonya karena memang enggak boleh foto di dalam ya.
"Kita ketemu jam tiga ya!" begitu salam perpisahan dari mr.husband, saya lihat jam saat itu baru jam 2 siang.
My brief review: awalnya risih juga ya harus melepaskan semua baju untuk mandi membersihkan badan dengan sabun, lalu masuk ke kolam onsen. Tapi setelah semua cuek, saya pun ikutan cuek. Begitu masuk ke dalam kolam, saya merasa kok lebih panas hotspring di Sari Ater ya?:D Etapi lama-lama panas juga ini onsen. 30 menit saja saya kuat di dalam Onsen, karena saya lapar hahaha...
Ternyata mr.husband dan kedua Kiddos pun selesai dalam waktu 30 menit. "Gimana Kakak, Dede, suka enggak mandi di Onsen?" Mereka menjawab serempak, "Seru Bun!". Rene menambahkan, "Mereka soleh tadi di dalam Bun" Alhamdulillah.
Kami memang sudah berkali-kali mengatakan kepada mereka: tidak boleh ribut di onsen, tidak boleh berenang, tidak boleh melihat orang lain yang telanjang *glek! And I was so relieved that they were well behaved!
This kind of "first hand experience" adalah hal yang saya suka dalam membawa kedua Kiddos jalan-jalan. Seperti selalu saya katakan, they will not remember the details, but they will never forget the experience!
Makan Siang Lezat di Kurama Onsen
"Ne, aku lapar banget, berapapun kali ini aku bayar deh!" kata saya kepada mr.husband saat membuka menu. Hahaha! Selesai memesan, mr.husband menyindir saya, "Katanya laper, kok pesen nasi doank?" Saya memang menambah gohan (nasi) untuk tempura set yang Kakak pesan, karena saya yakin ia tidak akan memakan sayuran gorengnya.
"Enggak apa-apa, pasti aku kenyang kok!" sambil menulis pengeluaran sehari di Kyoto dan Kurama. Hahaha, kaya gini kalau mantan auditor jalan-jalan:D
Siang itu saya membayar JPY4,500 atau sekitar Rp 520 ribu untuk makan siang kami. Mahalnya! Tapi enggak apa-apa, perasaan relaxed setelah onsen, dan makan enak, was priceless! You have to try this, really! *kemudian saya di complaint pembaca karena katanya blog saya ini racun! Aaaak maapkan!
The Beauty of Kuramadera Temple
Udah kenyang, otot-otot relaxed, pengennya tidur! Tapi sayangnya penginapan kami masih jauh. Jadi ya udah, sambil menunggu jadwal kereta, kami jalan-jalan dulu ke toko souvenirs dan ke Kuramadera Temple.
Di sini kami tidak bertemu wisatawan dari Indonesia, tempatnya sepi, desanya indah:) Kalau ada kesempatan ke Kyoto lagi, saya udah pasti ingin menginap di Kurama Village!
Going Back from Kurama Station to Kyoto
Hari sudah mulai gelap, saatnya kembali ke Kyoto. Mr.husband sudah minta ijin kepada saya untuk foto-foto dulu, dan saya ditugaskan membeli tiket kereta. Unfortunately, konter tiket sudah tutup, jadi saya harus berusaha membeli dari vending machine.
"Teeet teeet teeet" sang mesin mengeluarkan suara. Oeps, saya salah mencet! Petugas keluar menghampiri saya, lalu ia berbicara dalam bahasa Jepang. Tidak sepatah pun bahasa Inggris keluar dari mulutnya. Tiba-tiba saya kangen teman-teman penerjemah di kantor:D
Ia menjelaskan bagaimana cara membeli tiket anak dan dewasa. Ketika saya sudah paham, saya katakan, "Haik, Wakarimashita!" (Ok, I got it!) Pasti teman-teman penerjemah bangga sama saya hahahaha *yakale!
Kami berpisah dengan Kurama, dan patung yang khas dari Kurama. If you're visiting Kyoto, then Kurama Onsen should be in your itnerary!
Bujet ke Kurama Onsen dari Kyoto per-orang (dewasa):
- Tiket PP bus dari Kyoto Station JPY460.
- Tiket PP kereta ke Kurama Station JPY840.
- Tiket masuk Kurama Onsen JPY1,000.
- Makan siang di Kurama Onsen mulai dari JPY600
Butuh itinerary liburan kami ke Jepang? Silahkan follow dulu akun social media kami: twitter, IG dan FB fanpage: Tesyasblog. Lalu kirim email ke tesyas.blog@gmail.com ya.
written on January 3, 2016 by @tesyasblog
Setelah melakukan riset lebih lanjut, saya terpaksa membuat mr.husband kecewa, "Ne, enggak ada pertandingan sumo di akhir Desember! Terus onsen adanya di Hakone, kita enggak sempet kesana." Ia hanya menjawab, "Ya udah, it's ok!"
Tapi mungkin udah rejekinya mr.husband mencoba mandi di Onsen Jepang. Dari video yang diunggah di youtube, kami berkenalan dengan Kurama Onsen, yang terletak sekitar 1 jam dari Kyoto. Setelah Kiddos menyatakan ingin mencoba Onsen, Kurama pun masuk ke dalam itinerary kami.
Kurama Onsen is located in a beautiful forest |
How To Go To Kurama Onsen
Tiba siang hari di Kyoto Station yang sangat ramai, kami benar-benar bingung. "Ne, ke Kurama naik apa nih?" tanya saya kepada mr.husband. Lalu ia menunjuk Visitor Information Center, "Tanyain aja deh". Saya pun pasrah, mengingat itinerary liburan ke Jepang yang memang belum cukup detail di bagian "Kyoto".
Please refer to this post: Itinerary Liburan Musim Dingin ke Jepang
Kyoto Station was really full when we got there |
"Hi, I would like to go to Kurama Onsen" tanya saya kepada petugas di bagian "English". Jadi ada beberapa konter di dalam Kyoto Information Center, jangan salah memilih konter ya! Kecuali Anda bisa bahasa China atau Korea sih.
Seorang Ibu paruh baya lalu membuka laci di belakangnya, mengambil brosur Kurama Onsen. Ia pun menjelaskan saya harus naik bus nomor 17, kemudian naik kereta api Eizan Railway Kurama Line ke Kurama Station. Ibu tersebut sibuk menuliskan informasi ongkos bus, ongkos kereta, lalu memberikan kertas tersebut kepada saya.
"Arigato Gozaimasu" saya sampaikan dari lubuk hati yang paling dalam, karena pencerahan yang diberikan membuat saya PD bisa tiba di Kurama Onsen.
Kami lalu makan siang dulu sambil melihat-lihat Kyoto Station yang modern. Karena masih punya bekal dari pagi, kami putuskan ngemil dulu, dan akan makan siang di Kurama.
Stop for a while, snacking and enjoying Kyoto Station |
Saya sampaikan kertas yang diberikan petugas di Kyoto Information Center kepada mr.husband, "Nih Ne, naik bus 17, terus naik kereta deh ke Kurama." Traveling mengajarkan saya dan mr.husband berbagi tugas. Saya adalah bagian bertanya, sedangkan eksekusi saya serahkan kepara mr.husband:D
Lalu saya mengikuti mr.husband (yang seolah sudah pernah ke Kyoto Station), berjalan ke arah bus station. Kedua Kiddos mulai tidak sabar, "Kapan sih kita sampai di Kurama Onsen?" tanya mereka. Kemudian saya jelaskan bahwa kita harus naik bus dan kereta dulu.
Queue at bus stop A2 to take bus #17 to Demachiyanagi Station |
It was our first time taking bus in Japan. Nanti saya tulis postingan terpisah ya tentang bagaimana naik bus di Jepang. Buat saya sih, yang penting kita observasi aja apa yang dilakukan orang lain, lalu kita ikuti:D PD aja lagi hehehe..
Going inside the station |
Kami pun tiba dengan selamat di stasiun kereta yang kami tuju. Mr.husband dengan cool berjalan mengikuti petunjuk "Eizan Railway", kalau saya sih pasti udah bingung. Dan selalu saya menyampaikan pertanyaan retoris, "Kamu udah pernah kesini ya?" It happens everywhere when we travel, di Sydney, Perth, New Zealand. Mr.husband santai bener kaya udah pernah ke tempat-tempat tersebut.
Selanjutnya, kami naik kereta ke Kurama Onsen, membayar JPY420 untuk dewasa dan setengah harga untuk anak di bawah 12 tahun. Saya bersyukur memasukan Kurama Onsen ke dalam itinerary. Dari balik kaca kereta api, kami bisa menikmati pemandangan desa di Jepang.
Taking Eizan Electric Railway to Kurama Station |
Sekitar jam 13.30, kami tiba di Kurama Station dan langsung mendekati sebuah van dengan logo yang saya kenal sebagai logo Kurama Onsen. Sebetulnya bisa juga jalan kaki 15 menit, tapi daripada Kiddos memulai dramanya lagi karena sudah tidak sabar mandi di Onsen, kami memilih naik free shuttle.
Welcome to Kurama Station, and yes, those Light Saber also joined our trip! |
The free shuttle from Kurama Onsen was ready at the station |
Saatnya Mandi di Onsen Jepang!
"Go that way!" kaya supir van kepada kami setibanya di parkiran Kurama Onsen. Sebelumnya ia bertanya apakah kami akan mandi di onsen outdoor atau indoor. Jelaslah kami memilih mandi di outdoor Onsen. By the way, saat itu udara di Kurama sekitar 5 derajat celcius!
Kami mendekati konter pembelian tiket, dasar di Jepang, beli tiket aja pake vending machine! Kami membayar JPY1,000 untuk dewasa dan JPY700 untuk satu anak. Total yang kami bayar JPY3,400 atau sekitar Rp 400 ribu.
The ticket booth and its vending machine |
"Do we need to buy towel? We brought small towels" saya bertanya kepada petugas sambil memperagakan ukuran handuk yang kami bawa. Ia menjawab, "It's ok no need towel". Sebetulnya saya ragu karena handuk yang saya bawa adalah empat handuk muka. Tapi daripada membayar JPY400 seorang untuk handuk, saya yang pelit ini tidak membeli handuk:p
"Bye Bundu!" kata kedua Kiddos seraya masuk ke bagian bertulisakan "Man". Aaaah di saat seperti ini how I wish I had a daughter! Hahaha...I am just kidding! Ya udah saya pun masuk sendirian deh. Dan udah stop disini fotonya karena memang enggak boleh foto di dalam ya.
"Kita ketemu jam tiga ya!" begitu salam perpisahan dari mr.husband, saya lihat jam saat itu baru jam 2 siang.
Here we go...inside the onsen with our Kiddos! |
My brief review: awalnya risih juga ya harus melepaskan semua baju untuk mandi membersihkan badan dengan sabun, lalu masuk ke kolam onsen. Tapi setelah semua cuek, saya pun ikutan cuek. Begitu masuk ke dalam kolam, saya merasa kok lebih panas hotspring di Sari Ater ya?:D Etapi lama-lama panas juga ini onsen. 30 menit saja saya kuat di dalam Onsen, karena saya lapar hahaha...
Ternyata mr.husband dan kedua Kiddos pun selesai dalam waktu 30 menit. "Gimana Kakak, Dede, suka enggak mandi di Onsen?" Mereka menjawab serempak, "Seru Bun!". Rene menambahkan, "Mereka soleh tadi di dalam Bun" Alhamdulillah.
Kami memang sudah berkali-kali mengatakan kepada mereka: tidak boleh ribut di onsen, tidak boleh berenang, tidak boleh melihat orang lain yang telanjang *glek! And I was so relieved that they were well behaved!
This kind of "first hand experience" adalah hal yang saya suka dalam membawa kedua Kiddos jalan-jalan. Seperti selalu saya katakan, they will not remember the details, but they will never forget the experience!
After the Onsen session, look at our Kiddos#2 happy face:) |
Makan Siang Lezat di Kurama Onsen
"Ne, aku lapar banget, berapapun kali ini aku bayar deh!" kata saya kepada mr.husband saat membuka menu. Hahaha! Selesai memesan, mr.husband menyindir saya, "Katanya laper, kok pesen nasi doank?" Saya memang menambah gohan (nasi) untuk tempura set yang Kakak pesan, karena saya yakin ia tidak akan memakan sayuran gorengnya.
"Enggak apa-apa, pasti aku kenyang kok!" sambil menulis pengeluaran sehari di Kyoto dan Kurama. Hahaha, kaya gini kalau mantan auditor jalan-jalan:D
Siang itu saya membayar JPY4,500 atau sekitar Rp 520 ribu untuk makan siang kami. Mahalnya! Tapi enggak apa-apa, perasaan relaxed setelah onsen, dan makan enak, was priceless! You have to try this, really! *kemudian saya di complaint pembaca karena katanya blog saya ini racun! Aaaak maapkan!
The yummy tempura set (Please ignore myself and those bills!) :D |
The Beauty of Kuramadera Temple
Udah kenyang, otot-otot relaxed, pengennya tidur! Tapi sayangnya penginapan kami masih jauh. Jadi ya udah, sambil menunggu jadwal kereta, kami jalan-jalan dulu ke toko souvenirs dan ke Kuramadera Temple.
Walking towards the temple |
Di sini kami tidak bertemu wisatawan dari Indonesia, tempatnya sepi, desanya indah:) Kalau ada kesempatan ke Kyoto lagi, saya udah pasti ingin menginap di Kurama Village!
Kiddos going up to the temple |
The view from the temple to Kurama Village |
Going Back from Kurama Station to Kyoto
Hari sudah mulai gelap, saatnya kembali ke Kyoto. Mr.husband sudah minta ijin kepada saya untuk foto-foto dulu, dan saya ditugaskan membeli tiket kereta. Unfortunately, konter tiket sudah tutup, jadi saya harus berusaha membeli dari vending machine.
The vending machine and ticket counter at Kurama Station |
"Teeet teeet teeet" sang mesin mengeluarkan suara. Oeps, saya salah mencet! Petugas keluar menghampiri saya, lalu ia berbicara dalam bahasa Jepang. Tidak sepatah pun bahasa Inggris keluar dari mulutnya. Tiba-tiba saya kangen teman-teman penerjemah di kantor:D
Ia menjelaskan bagaimana cara membeli tiket anak dan dewasa. Ketika saya sudah paham, saya katakan, "Haik, Wakarimashita!" (Ok, I got it!) Pasti teman-teman penerjemah bangga sama saya hahahaha *yakale!
Kami berpisah dengan Kurama, dan patung yang khas dari Kurama. If you're visiting Kyoto, then Kurama Onsen should be in your itnerary!
Bye Kurama, we hope to be able to come back when you have snow |
Our train was ready |
Bujet ke Kurama Onsen dari Kyoto per-orang (dewasa):
- Tiket PP bus dari Kyoto Station JPY460.
- Tiket PP kereta ke Kurama Station JPY840.
- Tiket masuk Kurama Onsen JPY1,000.
- Makan siang di Kurama Onsen mulai dari JPY600
Butuh itinerary liburan kami ke Jepang? Silahkan follow dulu akun social media kami: twitter, IG dan FB fanpage: Tesyasblog. Lalu kirim email ke tesyas.blog@gmail.com ya.
written on January 3, 2016 by @tesyasblog
Next Post:
SERUUUU ya mbak, liburan ke luar negeri bareng anak. Bikin mereka mandiri!
ReplyDeleteIya Mbak, Kiddos jadi kenal sama Jepang juga sekarang :)
Deletehaaaa,,, makan siang nyampek Rp 520 ribu, kalau di Indonesia bisa jadi sebulan tu, tapi jepang memang keren banget ya Mbak : )
ReplyDeleteHahahaha makanya kebanyakan kita makan di Family Mart Mba, di restoran cuman 2-3 kali karena enggak ada convenience store di sekitar situ. Iya Mba, keren :)
DeleteHaissshhh bener2 'racun'ih mba tulisannya. Lagi nunggu promo tiket langsung cuss lah.. Makasih Mba Tesya :-)
ReplyDeleteSippp Mba Fluory, kalau aku udah susah cari yang promo, karena cutiku habis, hahahaha #persoalan
DeleteOnsen ini tempat pemandian air panas yang smua orang mandi bareng t*lanj*ng itu ya kak? :D
ReplyDeleteHahaha iya yang itu Kak Nanda :D
DeleteWaa berarti mesti makan dlu sebelum ke onsen ya mbaaa biar kenyang, di onsen-nya lama jadi gak rugiii.. kikik :D
ReplyDeleteIya sih Dit, tapi ya kalo sendirian juga bt... hahaha..
DeleteKeren mom's... Keren abissss
ReplyDeleteMakasih udah mampir :)
Deleteakun IG-nya apa yaaa? Tesyablog?
ReplyDeleteIG, Twitter nya @tesyasblog Mba..
DeleteMba, maaf klo yg berjilbab boleh berendem di onsen juga ya mba? Tp harus buka smua gtu ya mba? Makasih
ReplyDeleteBoleh Mba, tapi iya harus mengikuti aturan onsen:p
DeleteWow.
ReplyDeleteThanks a Lot info-nya, Mbak ^__^
Aq ad rencana akan ke jepang awal januari depan. Ke tokyo, kyoto n osaka. Tp mungkin budget-nya terbatas bgt. Hehe. (Backpacker)
Mmg ada rencana mw mampir ke onsen.
Skrg lg bikin2 itinerary.
Nanti kalo aq butuh info, aq mohon bantuannya ya mbak...
Arigatou ^__^
Vicky
Asiknya mau ke Jepang:)
DeleteIya silahan Mas kalau mau tanya2...
mba tesya, selama jalan-jalan ke jepang ngga pake JR pass ya?
ReplyDeleteAku ada rencana sktr 8hari ke jepang, tapi dengan tujuan yang mencar-mencar. hehe.
ke sapporo, osaka, trus baru ke tokyo. do I need to buy JR pass?
atau lbh efisien beli tiket per-trip seperti ini ya?
many thanks in advance :)
Hello, waktu Des 2015 kami membeli JR Pass Mba. Karena tiket pesawat kami PP ke Tokyo. Sedangkan kami ke Kyoto, lalu ke ski resort. Saat ke Kurama Onsen, JR Pass nya enggak berlaku, karena beda perusahaan kereta.
DeleteJuli 2017 yang lalu kami ke Hokkaido, namun tidak menggunakan JR Pass, kami naik pesawat dari Tokyo ke Sapporo. Mengingat waktu yg terbatas, sedangkan kalau naik kereta butuh 9 jam. Jadi aku pikir dari Sapporo ke Osaka baiknya beli tiket pesawat ya, karena jauh aja. Osaka ke Tokyo kalau enggak punya JR Pass bisa pake Willer Bus Express.
Coba aja dihitung2 dulu ya Mba.