Kadang-kadang, perlu juga liburan tanpa planning, walaupun sejujurnya agak sulit ketika sudah punya kedua Kiddos. Namun kali ini kami mensiasatinya dengan melakukan roadtrip.
Pengalaman pertama kali liburan bersama keluarga ke Cirebon cukup membuat kapok. Buktinya, kami baru kembali lagi setelah 2 tahun. Padahal dari segi jarak relatif tidak terlalu jauh ya. Pada tahun 2013, kami pergi pada saat long weekend dan harus mengalami kemacetan di sepanjang Pantura. 9 jam kami habiskan di jalan! Haduuuh.
Nah untuk liburan kedua ke Cirebon ini, saya mulai dengan mengirimkan whatsapp kepada mr.husband hari Jumat siang, "Kita ke Cirebon yu, pengen makan Nasi Jamblang Ibu Nur" Macam orang ngidam aja ya! *untungnya enggak ngidam betulan sih:p
Dan jadilah kami Hari Sabtu pagi sudah nongkrong manis di rumah makan milik Ibu Nur :)
Ke Cirebon Naik Kereta Api atau Mobil?
Karena mendadak dan untuk menghemat bujet, kami memang sama sekali tidak mencari tiket kereta. Untuk kami berempat, mungkin kami harus membayar sekitar Rp 1,3 juta jika ingin menggunakan kereta api. Oh noo..! Pake mobil aja deh.
Kami berangkat dari rumah jam 4 pagi (rencana sih jam 2, tapi apa daya hehe..), berhenti di peristirahatan tol Cikampek untuk solat Subuh, dan lanjut lagi ke Cirebon. Kali ini jalanan pantura Alhamdulillah lancar. Kiddos tidur sepanjang jalan dan baru bangun ketika kami tiba di Cirebon sekitar jam 08.30.
Ketika kami pulang, jalanan lebih padat lagi. Kami jalan dari Cirebon hari Minggu jam 1 siang dan tiba di rumah jam 18.30. Kapok? Enggak, malah kami jadi PD bahwa Kiddos bisa diajak roadtrip yang lebih jauh lagi #eh
Kami berangkat dari rumah jam 4 pagi (rencana sih jam 2, tapi apa daya hehe..), berhenti di peristirahatan tol Cikampek untuk solat Subuh, dan lanjut lagi ke Cirebon. Kali ini jalanan pantura Alhamdulillah lancar. Kiddos tidur sepanjang jalan dan baru bangun ketika kami tiba di Cirebon sekitar jam 08.30.
Kiddos di mobil |
Ketika kami pulang, jalanan lebih padat lagi. Kami jalan dari Cirebon hari Minggu jam 1 siang dan tiba di rumah jam 18.30. Kapok? Enggak, malah kami jadi PD bahwa Kiddos bisa diajak roadtrip yang lebih jauh lagi #eh
Memilih Penginapan di Cirebon
Karena sebelumnya sudah menginap di Aston Cirebon, kami berencana mencari hotel lain dengan bujet Rp 500.000. Ketika mencari hotel di agoda, saya baru tau kalau sudah ada Swiss Bell Hotel di Cirebon loh, dan lagi promo pula di agoda:) Swiss Bell ini terletak di sebelah mall CSB, mall paling keren di Cirebon, at least sampai dengan tulisan ini tayang.
Dengan pajak, kami membayar Rp 570.000 untuk kamar kami termasuk sarapan untuk dua orang. Kiddos#1 perlu membayar Rp 50.000 ketika masuk ke restoran, sedangkan Kiddos#2 masih gratis.
Oya.. ketika memesan, saya tertarik dengan tampilan kamarnya yang terlihat memiliki dua queen bed. Namun ternyata hanya ilusi, hahaha..! Di dalam kamar hanya ada dua single bed biasa.
Pesan saya kepada pengelola hotel di Cirebon, orang-orang dari Jakarta itu datang pagi, baik mereka yang naik mobil maupun kereta api. Seharusnya mereka menyediakan layanan "early check-in". Saya sih yakin semua juga bersedia kok membayar biaya tambahan.
Kami yang tiba jam 10 di hotel tidak bisa masuk ke kamar. Kami berenang dulu, kemudian menunggu di mall. Yah jauh-jauh ke mall lagi, dan nongkrongnya pun di Starbucks:p
Beberapa pilihan hotel di Cirebon dari Agoda.com |
Dengan pajak, kami membayar Rp 570.000 untuk kamar kami termasuk sarapan untuk dua orang. Kiddos#1 perlu membayar Rp 50.000 ketika masuk ke restoran, sedangkan Kiddos#2 masih gratis.
Oya.. ketika memesan, saya tertarik dengan tampilan kamarnya yang terlihat memiliki dua queen bed. Namun ternyata hanya ilusi, hahaha..! Di dalam kamar hanya ada dua single bed biasa.
Foto dari Agoda.com, kelihatannya besar kan? |
Ini aslinya, cukup kok untuk kami ber-empat |
Pesan saya kepada pengelola hotel di Cirebon, orang-orang dari Jakarta itu datang pagi, baik mereka yang naik mobil maupun kereta api. Seharusnya mereka menyediakan layanan "early check-in". Saya sih yakin semua juga bersedia kok membayar biaya tambahan.
Kami yang tiba jam 10 di hotel tidak bisa masuk ke kamar. Kami berenang dulu, kemudian menunggu di mall. Yah jauh-jauh ke mall lagi, dan nongkrongnya pun di Starbucks:p
Nama saya di Cirebon jadi lain nih:D |
Itinerary Liburan di Cirebon (Cirebon With Kids)
Ngapain aja kalau liburan dengan anak-anak ke Cirebon? Hari Sabtu, setelah makan pagi di Nasi Jamblang Ibu Nur, kami hanya ke mall kemudian istirahat di kamar. Sampai mr.husband aja bingung, "Tumben kamu enggak mau kemana-mana". Ya udah daripada enggak diajak lagi ke Cirebon, malamnya kami makan empal gentong H.Apud. Duh enak bener sampe kedua Kiddos aja suka. Jadi judulnya hari Sabtu hanya wisata kuliner di Cirebon.
Besok paginya setelah makan pagi, kami check out dan berangkat ke Keraton Kasepuhan. Hari itu Cirebon mendung, cocok untuk explore Keraton yang ada di area terbuka. Tiket masuk ke Keraton Kasepuhan Cirebon adalah Rp 20.000 untuk dewasa dan Rp 15.000 untuk pelajar.
Begitu masuk ada seorang guide bernama Pak Satu yang menemani kami. Tidak ada tarif khusus untuk guide, karena share dengan satu keluarga lain asal Surabaya, kami membayar Rp 50.000 (dengan asumsi keluarga satunya membayar jumlah yang sama). Pak Satu selalu bercerita tentang banyaknya pengunjung yang kesurupan, aiiih serem ya!
Kedua Kiddos sangat menikmati penjelasan yang diberikan Pak Satu. Dengan tekun mereka mendengarkan sejarah yang disampaikan dan sesekali bertanya langsung kepada Pak Satu. Wah, saatnya memperbanyak kunjungan ke Keraton atau museum nih.
Sebetulnya kami masih ingin pergi ke Taman Gua Sunyaragi, sayangnya hujan turun sangat lebat, akhirnya kami pergi makan siang. "Aku mau makan nasi jamblang lagi" kata Kiddos#2. "Yeay!", saya bersorak di dalam hati:D
Ada alasan lain untuk kembali ke Cirebon. Selain Taman Gua Sunyaragi, mr.husband ingin mengajak kami ke Kuningan. Sementara itu alasan saya tetep konsisten, yup betul karena Nasi Jambang Ibu Nur!
Enak ya De? |
Besok paginya setelah makan pagi, kami check out dan berangkat ke Keraton Kasepuhan. Hari itu Cirebon mendung, cocok untuk explore Keraton yang ada di area terbuka. Tiket masuk ke Keraton Kasepuhan Cirebon adalah Rp 20.000 untuk dewasa dan Rp 15.000 untuk pelajar.
Begitu masuk ada seorang guide bernama Pak Satu yang menemani kami. Tidak ada tarif khusus untuk guide, karena share dengan satu keluarga lain asal Surabaya, kami membayar Rp 50.000 (dengan asumsi keluarga satunya membayar jumlah yang sama). Pak Satu selalu bercerita tentang banyaknya pengunjung yang kesurupan, aiiih serem ya!
Kedua Kiddos sangat menikmati penjelasan yang diberikan Pak Satu. Dengan tekun mereka mendengarkan sejarah yang disampaikan dan sesekali bertanya langsung kepada Pak Satu. Wah, saatnya memperbanyak kunjungan ke Keraton atau museum nih.
Bersama macan putih di Keraton Kasepuhan |
Ada penggemar Liverpool nyasar:D |
Sebetulnya kami masih ingin pergi ke Taman Gua Sunyaragi, sayangnya hujan turun sangat lebat, akhirnya kami pergi makan siang. "Aku mau makan nasi jamblang lagi" kata Kiddos#2. "Yeay!", saya bersorak di dalam hati:D
Ada alasan lain untuk kembali ke Cirebon. Selain Taman Gua Sunyaragi, mr.husband ingin mengajak kami ke Kuningan. Sementara itu alasan saya tetep konsisten, yup betul karena Nasi Jambang Ibu Nur!
Baca juga posting tentang Cirebon di tesyasblog ya.
mbaaaa kok ga ditulis detil sih nasi jamblangnyaa :D.. Aku tuh selalu lwt cirebon kalo mudik ke solo, tp ga pernah mampir k cirebon apalagi nyobin nasi jamblang -__-... Jadi blm tau blas rasanyaa
ReplyDeleteHehhee nanti nasi jamblangnya nanti di tesyasblog aja Fanny kan judulnya review tempat makan.
DeleteAsli deh enak, kamu harus kesana:D
itu naik mobil apa mba roadtripnya.? thanks
DeletePake Nissan, Mas..
Deletemba , kalau di cirebon ada taxi online juga ga ya?
ReplyDeleteatau mungkin ada info kalau mampir ke Kuningan ada transportasi apa ya mba.
thanks :)
Wah maap Mba, saya enggak tau. Lebih baik sewa mobil aja dari Cirebon, terus bisa ke Kuningan deh. Di Lombok kemarin saya sewa dari TRAC, dan asik banget pelayanannya:)
Delete