Anda sedang merencanakan liburan ke Jepang? Mungkin tulisan kami mengenai perencanaan serta cerita selama kami di Jepang berikut ini bisa menjadi referensi:
The Planning:
Liburan ke Jepang di Bulan DesemberMencari Penginapan Di Sekitar Bandara Haneda Tokyo
Tokyo With Kids: 5 Museum Gratis Yang Wajib Dikunjungi
Memilih Ski Resort Yang Kids Friendly di Jepang
Itinerary Liburan Musim Dingin ke Jepang
Pakaian Musim Dingin Untuk Anak di Uniqlo
Naik Shinkansen di Jepang: Apa Yang Perlu Diketahui
Naik Bus Dari Kyoto Station
The Journey:
Berkunjung ke Odaiba, Tokyo
Posted on tesyasblog:
Akomodasi:
***
Guestpost by @alencantiek
Baca juga cerita teman kami @alencantik yang menuliskan liburan keluarga ke Jepang pertama kalinya. Alen juga menuliskan berapa biaya yang dikeluarkan setiap harinya selama di Jepang.
Siapkan cemilan dan minuman ya, posting Alen kali ini panjang, dilengkapi dengan beragam foto yang menarik. Tulisannya ini sangat membantu kita semua yang masih dalam tahap bermimpi membawa anak berlibur ke Jepang.
Thanks so much Alen :)
***
Sehabis bermain salju di Tateyama Kurobe Alpen Route, agenda kami selanjutnya adalah menuju Tokyo dengan menggunakan kereta dan "transit" di Echigo Yuzawa untuk kemudian disambung dengan Shinkansen Max Toki langsung menuju Ueno, daerah penginapan kami selama di Tokyo.
Saya akan berbagi cerita dengan rincian pengeluaran kami mulai dari saat
kami tiba di Tokyo, sampai saat kami meninggalkan Tokyo menuju Nagoya. Siapa
tahu berguna untuk para keluarga yang akan berlibur ke Jepang terutama
Tokyo.
Hari pertama, Senin 21/04/14: Toyama ke Tokyo
Disambut dengan banyak
lukisan panda,
lambang Ueno Zoo di Stasiun Ueno
|
Kami tiba di Stasiun Ueno sekitar jam 3 (tiga) siang. Kami sempat
berkeliling dulu untuk melihat - lihat stasiun yang seperti mall ini baru kemudian kami beranjak keluar.
Ada cerita seru begitu kami sampai disini. Ketika kami hendak keluar dari
Stasiun Ueno, Daddy Aldo baru menyadari bahwa backpack kami yang berisi laptop
dan ipad ternyata ketinggalan di dalam shinkansen!
Mencoba untuk berpikir positif dan tenang, kami kemudian berbagi tugas.
Saya dan Aldo keluar Stasiun Ueno untuk langsung menuju hotel dan check - in,
sedangkan Daddy Aldo kembali ke tempat kami turun dari shinkansen untuk
kemudian mencari petugas.
Jadilah kemudian saya dan Aldo sambil membawa 2 koper, 1 ukuran sedang dan 1
ukuran kecil, berjalan keluar dan menyusuri jalan setapak menuju hotel Mystays
Ueno Iriyaguchi. Seminggu sebelum kedatangan kami, pihak hotel mengirimkan
email berisi panduan arah menuju hotel. Saya tinggal mengikuti panduan
tersebut, walaupun sempat juga satu kali bertanya ke orang sekitar, namun
ternyata cukup mudah mencari letak hotelnya, saya saja yang kurang jeli membaca
papan nama hotel.
Kami mendapat harga ¥36.300 untuk 6 hari 5 malam, booking langsung
melalui email ke hotelnya, dan pembayaran saya lakukan ketika check in. Lokasinya sangat strategis, dekat dengan stasiun metro, banyak tempat
makan dan toko serba ada, namun lingkungannya tenang sehingga cocok untuk
keluarga yang membawa anak kecil.
Tidak tersedia room service dan house keeping di hotel ini. Namun tidak terlalu masalah karena sejak kami tiba kamar
sudah sangat bersih dan selama kami tinggal tidak berdebu. Kamar kami seperti
apartemen tipe studio dengan balkon, kamar mandi dengan bathtub dan
toilet with so many buttons (kalau menurut Aldo), serta pantry
lengkap dengan alat masaknya. Tiap pagi sehabis menyiapkan sarapan dan
merapikan tempat tidur, saya lalu membuang sampah di garbage pit dibagian
belakang hotel. Rasanya seperti dirumah saja...
Resepsionis tidak stand by 24 jam. Pada saat resepsionis
tidak beroperasi, pintu akses kedalam hotel terkunci. Pintu hanya dapat dibuka
oleh kartu akses dan kode pin yang diberikan pada saat check in. Wifi
beroperasi sangat baik dan cepat. Laundry dan dryer
room terdapat di lantai dasar dan bersebelahan dengan vending
machine berisi makanan dan minuman.
Kembali ke backpack yang ketinggalan. Tidak sampai sejam setelah saya dan
Aldo check - in, bel di pintu kamar kami berbunyi dan ternyata adalah Daddy
Aldo dengan backpack di punggungnya! Yeay, memang tidak perlu terlalu khawatir
yah bila kehilangan barang di Jepang.
Daddy Aldo kemudian bercerita bahwa ketika melapor, petugas di Stasiun Ueno
langsung mengontak petugas di Stasiun Tokyo, karena memang shinkansen yang kami
tumpangi pemberhentian akhirnya adalah Stasiun Tokyo. Dan benar saja, backpack
yang dimaksud ternyata ditemukan oleh petugas pembersih shinkansen dan saat itu
sudah berada di kantor Lost and Found di Stasiun Tokyo.
Daddy Aldo langsung dirujuk ke Stasiun Tokyo dengan bekal note kecil bertuliskan huruf Kanji, yang harus
langsung diberikan ke petugas pertama yang Daddy Aldo lihat begitu sampai di
Stasiun Tokyo. Daddy Aldo mengikuti instruksi, dan ternyata petugas di Stasiun
Tokyo sudah siap menyambut dan mengantar Daddy Aldo ke kantor Lost and Found. Petugas kemudian mem - fotokopi paspor dan mengembalikan backpack, lalu
tidak lama Daddy Aldo kembali lagi ke Stasiun Ueno dan menuju hotel.
Berkeliling santai
disekitar hotel sebelum makan malam
|
Menjelang malam kami menghabiskan waktu menjelajah santai di seputaran hotel.
Untuk makan malam kami mengunjungi Mcdonalds, dan kemudian kami sempat
berbelanja susu, roti, dan cemilan di sevel. Setelah itu kami kembali ke hotel
untuk beristirahat.
Pengeluaran hari pertama:
Hotel : ¥36.300
Makan malam Mcdonalds : ¥1.800
Sevel : ¥2.100
Hari kedua dan ketiga, Selasa - Rabu 22-23/04/14: Disneyland dan Disneysea
Kami bangun pagi sekitar jam 6 dan langsung sarapan dan bersiap menuju
Disney Resort. Begitu sampai di Stasiun Ueno, Daddy Aldo membeli Suica Card
(@¥3.000) untuk beliau sendiri dan saya. Kami sengaja memilih untuk menggunakan
Suica Card daripada kartu transportasi yang lain, karena secara hitung -
hitungan lebih mudah dan ekonomis untuk itinerary kami.
Dari Stasiun Ueno kami berganti kereta di Stasiun Tokyo. Dan tidak salah
memang apabila Stasiun Tokyo ini merupakan salah satu stasiun tersibuk di
dunia, karena sepanjang mata memandang yang hanya bisa dilihat adalah kepala -
kepala orang, apalagi ketika kami tiba disana merupakan waktunya orang pergi
kerja. Saya sampai berkali - kali mewanti - wanti Aldo untuk selalu berpegangan
erat pada saya.
Begitu sampai di Stasiun Maihama, tempat Disney Resort berada, kami
langsung membeli 2-Day Passes Disney Resort Line sebanyak 2 tiket dewasa (@
¥800), untuk Aldo saat itu petugas disana bilang tidak perlu membeli tiket.
Setelah selesai kami lalu menyempatkan diri untuk berkeliling Disney Resort
beberapa kali sebelum kemudian turun di Stasiun Tokyo Disneyland. Untuk
hari pertama kami akan mengunjungi Disneyland dahulu, baru esok harinya kami
mengunjungi Disneysea.
Didalam Tokyo Disney Resort Line.. Siapa yang tidak kenal bentuk kepala Mickey? |
Begitu sampai di depan loket pembayaran tiket Tokyo Disneyland, kami
langsung membeli 2-Day Passport untuk Disneyland dan Disneysea (@¥11.000 untuk
dewasa dan ¥7.600 untuk Aldo). Loket baru buka saat itu dan tidak ada antrian,
dan untungnya selama seharian itu kami hanya mengalami antrian ketika akan
berfoto dengan tokoh - tokoh Disney. Untuk menaiki wahana kami tidak mengalami
antrian, bahkan Aldo di wahana favoritnya, Its A Small World, bisa naik sampai 3x
berturut - turut.
Seharian di Disneyland, kami menonton banyak pertunjukan dan berfoto dengan
banyak tokoh Disney, serta mencoba hampir semua wahana yang ada. Dan karena
pada saat itu masih dalam suasana liburan Paskah, kami menikmati dua kali
Easter Parade dan Electrical Parade di malam hari. Untuk pertunjukan penutup
tidak lain adalah pertunjukan kembang api yang ditujukan untuk pengunjung
Disneyland dan Disneysea, pertunjukan kembang api disini menurut saya masih
lebih heboh di Disneyland Hongkong, walaupun tentu saja tetap menarik untuk
ditonton. Oh ya, kami juga menyewa stroller (¥700 seharian) untuk dipergunakan
Aldo ketika ia hendak tidur siang. Selama Aldo tidur siang, saya dan Daddy Aldo
bergantian mencoba wahana - wahana "dewasa" serta saya pun sempat
shopping di toko - toko souvenir.
Kami meninggalkan Disneyland sekitar pukul setengah 10 malam. Setelah
mengembalikan stroller kami kembali menggunakan Disney Resort Line menuju
Stasiun Maihama kemudian Stasiun Tokyo dan tiba kembali di Stasiun Ueno sekitar
hampir jam 11 malam.
Kiri: Easter Parade, Kanan: Electric Parade |
Esok paginya, kembali kami menuju Stasiun Maihama, lalu menggunakan
Disney Resort Line dan turun didepan Tokyo Disneysea. Karena kami sudah membeli
2-Day Passport kemarin, jadi kami langsung masuk ke dalam Disneysea untuk
kemudian menuju ke tempat penyewaan stroller. Dan berbeda dengan Disneyland
hari sebelumnya, Disneysea saat itu sangat ramai walaupun tidak sampai
berjubel. Banyak wahana yang sudah antri, bahkan wahana laris manis seperti Toy
Story Mania antrian sudah mencapai 120 menit! Bahkan untuk fastpassnya kami
sudah tidak kebagian.
Memang tidak mengherankan apabila Disneysea ini sangat ramai, karena memang
tempatnya kereenn sekali.. Baru memasuki area depannya saja kami sudah dibuat
takjub dengan layout - nya, belum lagi dengan
pertunjukan yang sepertinya ada terus, setiap kami berpindah area selalu saja
ada pertunjukan yang sedang berlangsung. Begitupun dengan tokoh - tokoh
Disneynya, sepertinya lebih banyak berkeliaran. Dan yang paling top tentunya
pertunjukan The Legend of Mythica di siang hari dan Fantasmic di malam hari
yang mengambil setting di perairan depan gunung berapi Disneysea.
The Legend of Mythica, pertunjukan spektakuler yang walaupun lebih banyak menggunakan bahasa Jepang, namun tetap membuat kami terpana |
Pertunjukan Fantasmic yang fantastis |
Untuk makanan, surprise
surprise harganya ternyata tidak terlalu mahal dan
variasinya pun banyak. Untuk sekali makan dengan dua lauk dan dua minuman kami
menghabiskan sekitar ¥2.000. Saking sudah merasa sreg dengan menu makan siang,
untuk makan malam kami kembali memesan menu yang sama. Dan untuk cemilan kami
membeli popcorn sebanyak dua kali (yang pertama dengan bucket jadi
agak lebih mahal) untuk Aldo dan paha kalkun untuk saya dan Daddy Aldo.
Atas: makan siang dan malam kami di Disneysea.
Bawah: makan siang dan makan malam kami di Disneyland. |
Beragam jenis pop corn yang tersedia |
Setelah menyaksikan pertunjukan kembang api, kami masih berkeliling dan
juga masih sempat menaiki beberapa wahana. Kami baru beranjak keluar dari
Disneysea sekitar pukul 10 malam.
Pengeluaran hari kedua dan ketiga:
Suica Card: ¥6.000
Tokyo Disney Resort 2-Day Pass: ¥1.600
2-Day Pass Disney Resort: ¥29.600
Empat kali makan Disneyland & Disneysea: ¥8.000
Sewa stroller (2 hari): ¥1.400
Popcorn (2x) & turkey leg: ¥2.700
Disneyshop (topi, bantal bayi, coklat, biskuit): ¥8.325
Minuman vending machine: ¥500
Hari keempat, Kamis 24/04/14: Ueno Park dan Akihabara
Setelah dua hari terakhir kami selalu bangun sekitar jam 6 pagi dan
berangkat awal, di hari ini agenda kami agak santai. Jadwal kami hari ini
adalah berkeliling Ueno Park, hanya sekitar 15 menit jalan kaki santai dari
hotel kami.
Berkeliling Ueno Park |
Ueno Park sendiri merupakan taman yang sangat besar sekali, dengan banyak
museum, kuil, gedung publik, perpustakaan, art gallery, kebun binatang, dan
tentu saja tempat makan, serta terdapat juga starbucks.
Dengan banyaknya pilihan yang bisa dilihat, saya memilih untuk mengunjungi
National Museum of Nature and Science kemudian Ueno Zoo karena saya rasa dua
tempat itu yang paling cocok untuk Aldo kunjungi.
National Museum of Nature and Science ini apabila di Indonesia mungkin
seperti gabungan dari banyak museum di TMII dan museum Satwa di Jatim Park 2.
Harga tiket untuk dewasa ¥620, sedangkan untuk Aldo gratis. Dari luar gedungnya
sepertinya kecil, namun ternyata didalamnya sangat luas dan museumnya sendiri
terdiri dari beberapa lantai.
Aldo sangat menikmati
kunjungannya di museum ini, kami menghabiskan lebih dari 3 jam berkeliling
museum ini. Ada banyak alat peraga (dan berfungsi baik), petugas jaganya pun
juga komunikatif. Kami juga sempat mencoba wahana Theater360 disini, semacam standing
cinema dimana pengunjung dikelilingi layar 360
derajat. Kami pun menyempatkan untuk makan siang didalam restorannya.
Restorannya juga bagus, harga dan rasanya juga pas. Kebetulan kami mendapatkan
meja disamping kaca besar yang menghadap diorama satwa - satwa, sehingga kami
makan siang sambil menikmati pemandangan dalam museum dan orang - orang yang
berlalu lalang.
Setelah selesai makan siang, kami masih menyempatkan berkeliling kembali di
dalam museum, kemudian kami beranjak menuju Ueno Zoo. Tidak sampai 10 menit
kami berjalan kaki santai, lalu membeli tiket di loket. Tiket untuk dewasa
@¥600, sedangkan untuk Aldo masih gratis. Kembali kami terkejut karena Ueno Zoo
ini dari luar sepertinya kecil dan biasa saja, namun ternyata didalamnya sangat
luas dan koleksi binatangnya pun sangat banyak.
Terdapat dua area di dalam Ueno Zoo ini, barat dan timur. Untuk berkeliling
tentunya kita bisa berjalan kaki, tapi tersedia juga semacam monorail yang
bolak balik area barat dan timur. Ada juga children's area dimana disini terdapat binatang - binatang seperti kelinci, rusa kecil,
keledai, sapi, kambing, domba, ayam, dilepas bebas sehingga anak-anak bisa
menyentuh dan mengejar binatang - binatang tersebut.
Dari kiri arah jarum jam: (i) ring tailed lemurs, (ii) foto
keluarga dengan icon Ueno Zoo, (iii) Aldo didepan kandang harimau Sumatra, (iv) Aldo dan domba didalam children's zoo |
Kami menghabiskan waktu sampai saat Ueno Zoo tutup, yaitu jam 5 sore. Kami
pun sempat menyaksikan penjaga - penjaga memasukkan binatang - binatang ke
dalam kandangnya. Ternyata disini aksi memasukkan binatang kembali ke
kandangnya juga dijadikan tontonan bagi pengunjung.
Dari atas arah jarum jam: (i) danau didalam Ueno Zoo, (ii) ada yang bersukaria menemukan haagen dazs vending machine, (iii) harimau Sumatra lagi, (iv) Aldo bersama salah satu penghuni children's zoo |
Setelah keluar dari Ueno Zoo, kami kembali menyempatkan untuk berkeliling Ueno
Park. Beberapa saat berkeliling, Aldo sepertinya mulai mengantuk. Maka
kami memutuskan untuk 'beristirahat' sejenak didalam subway. Kami memang senang menggunakan metode seperti ini, karena murah, aman,
dan mudah. Apabila kami merasa sudah 'beristirahat' cukup, tinggal melihat
papan petunjuk dan memilih mau keluar di stasiun mana.
Kami kemudian berjalan menuju Stasiun Ueno, namun saya lupa kami mengambil
kereta dengan jalur yang mana. Yang saya ingat begitu kami naik dan duduk, Aldo
langsung tertidur, dan tidak lama saya (dan sepertinya Daddynya Aldo) juga
ketiduran.. Jadilah kami tiga - tiganya ketiduran! Ketika saya dan Daddy
Aldo bangun dan melihat jam, ternyata sudah hampir jam 8 malam! Kalau begitu
kira - kira kami ketiduran sekitar satu jam setengah didalam kereta.
Tidak lama kemudian Aldo
pun terbangun dan langsung mengatakan, "I'm hungry" Okay akhirnya
kami langsung keluar di stasiun berikutnya, yang mana ternyata adalah Stasiun
Nakano. Begitu sampai diluar kami melihat ada KFC pas diseberang stasiun,
jadilah kami makan malam disitu.
Makan malam KFC di Nakano sehabis ketiduran di kereta |
Sehabis makan malam kami
hanya sempat berjalan-jalan di sekitar stasiun. Saya sebenarnya ingin googling ada apa di daerah ini namun sayang
kami tidak menemukan wifi gratis diseputaran stasiun. Akhirnya
kami pun masuk kembali kedalam Stasiun Nakano dan lanjut ke Akihabara untuk
melihat kerlap - kerlip neon
lights disekitar Akihabara.
Setelah jalan-jalan disekitar Akihabara kami pun kemudian lanjut pulang ke
hotel.
Kerlap kerlip Akihabara |
Pengeluaran hari keempat:
National Museum of Nature & Science: ¥1.240
Makan siang di restoran di dalam National Museum of Nature & Science:
¥2.100
Ueno Zoo: ¥1.200
Makan malam KFC: ¥1.500
Minuman vending machine: ¥600
Hari kelima, Jumat 25/04/14: Shinjuku, Odaiba, dan Asakusa
"Full day" terakhir di Tokyo untuk perjalanan kami kali ini.
Tujuan pertama kami adalah Fire Museum, dengan tiket masuknya gratis. Dari
Stasiun Ueno kami menuju Stasiun Yotsuya Sanchome, dimana Fire Museum ini
letaknya pas diatas stasiun tersebut.
Kami menghabiskan waktu sekitar 2 (dua) jam di dalam museum ini. Begitu
masuk, kami disambut dengan banyak truk pemadam kebakaran, dan tersedia juga
baju pemadam kebakaran dari ukuran kecil sampai ukuran dewasa yang bisa
digunakan oleh pengunjung. Ada juga banyak alat peraga dan helikopter - mobil
pemadam - ambulans yang boleh dimasuki pengunjung. Namun entah kenapa saya agak
merinding waktu mau masuk kedalam ambulansnya, hiii..
Seperti National Museum of Nature and Science yang kami kunjungi hari
sebelumnya, dari pintu masuk museum ini terlihat tidak seberapa luas. Namun
begitu didalam, museum ini sangat luas dan terdiri dari 8 lantai! Ada
pula diorama sebuah kota dengan semacam simulasi bahwa di kota tersebut ada
rumah - rumah yang sedang kebakaran. Simulasi dilengkapi dengan semacam drama
tentang bagaimana kebakaran terjadi dan cara penanganannya, ada juga truk -
truk pemadam kebakaran kecil yang lalu lalang di diorama tersebut.
Dari Fire Museum kami kemudian menuju Tokyo Metropolitan Government
Building di Shinjuku untuk melihat pemandangan kota Tokyo dari atas. Biaya
masuk gedung ini gratis sehingga tentu saja saya lebih memilih untuk
mengunjungi gedung ini daripada Tokyo Sky Tree. Untungnya juga ketika kami
mengunjungi gedung ini tidak ada antrian sama sekali, sehingga kami bisa cepat
masuk kedalam lift, naik keatas, melihat - lihat pemandangan dan toko souvenir,
lalu kemudian turun kembali. Kunjungan kami disini cukup singkat, tidak sampai
sejam kami sudah melangkah keluar gedung dan karena sudah jam makan siang kami
pun mencari tempat makan.
Kami kemudian berjalan santai mencari tempat makan sambil melihat - lihat
pemandangan gedung - gedung tinggi. Sebenarnya di Jakarta juga bisa, tapi saat
itu suasana dan hawanya sejuk sekali sehingga kami sangat menikmati jalan
santai tak tentu arah tersebut. Sekitar 20 menit kami berjalan, kemudian kami
menemukan semacam food court di area terbuka diantara gedung perkantoran
tersebut.
Saya kurang memperhatikan gedung kantor apa, namun tempatnya sangat asyik,
ada taman dengan meja - meja makan berpayung dan ada juga tempat - tempat duduk
menghadap ke kolam kecil dengan air mancur. Disini kami membeli 2 paket bento,
menghangatkannya di microwave dan makan bersama dengan orang - orang lokal yang
sedang istirahat makan siang.
Makan siang kami di gedung perkantoran di daerah Shinjuku |
Setelah selesai makan siang, kami kemudian mencari stasiun terdekat untuk
selanjutnya kami akan mengunjungi Odaiba. Patokan kami adalah menuju Odaiba
Kaihinkoen. Begitu sampai kami langsung dimanjakan dengan banyaknya bangunan
unik disekitar Odaiba ini. Kami pun langsung menuju Diver City untuk memenuhi
rasa penasaran Daddy Aldo akan robot Gundam raksasa.
(i) foto wajib di Odaiba, pose dengan latar Gundam Raksasa, (ii) salah satu sudut Aqua City, (iii) Aldo dan Daddy dengan gedung Fuji TV di latar belakang |
Selain Divercity, kami juga sempat masuk ke Aquacity untuk
melihat pemandangan Rainbow Bridge serta houses of ramen dan banyak akuarium sebagai dekorasinya. Kemudian kami juga mengunjungi
Decks Tokyo Beach untuk melihat Tokyo Water Bus dari dekat. Disini pun Aldo
sempat membeli rumah - rumahan dari coklat Meiji yang sering dia lihat videonya
di Youtube. Saya pun sempat membeli beberapa coklat dan kue Tokyo banana
disini. Ada juga Legoland Discovery Center dan Madam Tussauds Wax Museum namun
kami tidak masuk karena harga tiketnya lumayan mahal.
(i) di depan pintu masuk Legoland Discovery Center, (ii) takoyaki museum, (iii) Aldo dan Daddy berjalan seputaran Odaiba, (iv) tumpukan "sushi" |
Aldo senang bukan main bisa membeli rumah-rumahan
dari coklat Meiji
seperti yang biasa ia lihat di Youtube
|
Menjelang malam, kami kemudian menuju Asakusa. Begitu sampai di Asakusa
kami menyebrang jalan untuk makan malam di Burger King. Tidak bisa lepas dari
menu kebarat - baratan memang. Selesai makan malam kami kemudian berjalan
menuju ke arah jembatan untuk berfoto dengan latar belakang Tokyo Sky Tree.
Sekitar setengah jam kami berjalan-jalan kemudian kami pulang kembali ke
hotel.
Tokyo Sky Tree dibelakang kami, dan Aldo serta
daddy di depan gerbang
Nakamise
|
Pengeluaran hari kelima:
Makan siang "food court" daerah Shinjuku: ¥1.500
Rumah coklat Aldo: ¥610
Oleh - oleh di Odaiba: ¥2.150
Makan malam Burger King: ¥1.950
Minuman vending machine: ¥500
Hari keenam, Sabtu 26/04/14: Tokyo ke Nagoya
Merupakan hari terakhir kami di Tokyo untuk perjalanan ini. Kami check out
sebelum jam makan siang, sempat mampir sebentar di sevel untuk membeli cemilan
dan coklat kemudian kami menuju Stasiun Ueno kemudian ke Stasiun Tokyo. Begitu
sampai di Stasiun Tokyo kami langsung mencari loket pembelian tiket shinkansen
Nozomi. Proses membeli tiket agak mengantri, mungkin karena saat itu adalah
hari Sabtu. Kami kemudian berbagi tugas, Daddy Aldo mengantri tiket sedangkan
saya dan Aldo mencari tempat makan untuk membeli take - away yang rencananya akan kami makan selama perjalanan ke Nagoya.
Setelah membeli tiket, dikarenakan masih ada waktu, kami menyempatkan untuk
berkeliling Stasiun Tokyo. Begitu waktu telah mendekati jam keberangkatan, kami
pun langsung bersiap untuk mengantri. Begitu shinkansen datang, sebelum naik
para petugas kebersihan masuk terlebih dahulu.
Kami memperhatikan bahwa ada rutinitas unik yang dilakukan para pembersih
shinkansen. Setelah mereka selesai bersih - bersih, begitu sampai di pintu satu
per satu mereka bergiliran menunjuk ke kiri kemudian kanan lalu menunjuk ke
depan baru mereka melangkah keluar shinkansen. Entah kenapa, kami tidak sempat
bertanya karena takut ketinggalan kereta.
Petugas terakhir yang keluar dari shinkansen kemudian mempersilahkan kami
masuk dan karena perjalanan kali ini kami membeli tiket dengan nomor tempat
duduk, kami pun langsung mencari nomor tempat duduk kami. Setelah duduk manis,
kami pun melambai kepada kota Tokyo yang telah memberi kami begitu banyak
wawasan baru.
Arigatou Tokyo, mata ne!
Biarpun Aldo dan saya masin-masing membawa minuman, dan cukup sering
juga me-refill dari tap water, namun dalam sehari kami bisa 5-6 kali mampir membeli minuman di vending machine. Dan ketebak kan siapa yang senang memasukkan
koinnya?
Pengeluaran hari keenam:
Sevel: ¥1.300
Shinkansen Nozomi Tokyo - Nagoya: ¥21.880
Take Away paket bento Stasiun Tokyo: ¥1.780
Tokyo banana Stasiun Tokyo: ¥1.600
Minuman vending machine: ¥200
Demikian sharing saya mengenai
trip kami di Tokyo bulan April yang lalu. Saat kami kesana pada pagi dan siang
hari udara sangat sejuk, begitu sore dan malam hari langsung dingin. Saat di
kamar hotel kami tidak pernah menyetel AC, sebaliknya kami lebih sering
menggunakan heater.
Masih banyak daerah yang belum kami jelajah, namun untuk kunjungan pertama
kami cukup puas dengan itinerary (santai) kami. Dan yang
paling membuat senang tentu saja senyum manis dari Aldo. Bahkan ia sempat berpesan,
"I want to stay here (Tokyo) for thirty months.."
Duh, amin dulu aja ya 'nak..
Good times, semoga kami bisa kembali lagi menjelajah Tokyo. Amin.
Tentang @alencantiek:
Stay at home mom yang merelakan pekerjaannya di salah satu bank swasta karena request anak, Aldo 4 tahun. So sekarang pekerjaan sehari - harinya berkisar antara mengurus rumah tangga dan mengintip - intip tiket promo:D
kok g nyicipin sushi toh mba :D Aku kalo kesna itu pgn bgt nyobain sushi yg katanya lbh enak drpd di Jkt :D
ReplyDeleteKa tesya makasih loh atas info menariknya. Aku enjoy bgt bacanya... Ohiya ka aku mau nanya. Kalau kita mau pesan kamar hotel di luar negri itu lbh baik di website officialnya atau dmn ka? Yang harganya miring tp ttp safe ka? Hehe
ReplyDeleteHai Nathalia, thank you udah mampir ke blog kami ya.
DeleteBisa dicari dulu di www.hotelscombined.com, nanti dia kasih tau di web mana yg paling murah. Baru deh kita pesen dari web tersebut.
menarik dan menyenangkan sepertinya :)
ReplyDeleteKalo tiketnya dari indonesia berapa ya?
dan bukan apa yang paling bagus untuk liburan kesana? :)
DeleteHai Mas Aji, kalau full airline macam Garuda pas promo bisa sekitar USD550 pp.
DeleteOhya, bulan apa yang bagus, pas Sakura Mas, sekitar Maret dan April katanya sih...
DeleteWah jadi pengen mbak.... semoga targat tahun depan bisa jalan-jalan ke jepang...
ReplyDeleteBtw total habis berapa mbak untuk traveling ini?
Mba Ani, email aku aja ke tesyas.blog@gmail.com ya
DeleteHai mbak blognya menarik sekali.. Anaknya umur berapa ya pas jalan2 ke tokyo? Stroller yang disewa2kan itu bisa untuk anak toddler yah? Makasih
ReplyDeleteHello, Aldo waktu itu umur 5 tahun. Iya bisa untuk toddler, namun ada berat maksimal. Saya enggak tau di Tokyo, kalau di HK Disneyland sih berat maks 27kg.
Deletebagus infonya, saya dah di japan 6 bulan belom punya pengalaman kaya gini, siiip..
ReplyDeleteHai Koko Khan, salam kenal ya:)
DeleteMb apa nama penginapan d Tokyo? Booking nya via ap mb? Terimakasih
ReplyDeleteHi Mba Elsa, waktu itu Alen dan keluarga menginap di: Mystays Ueno Iriyaguchi
DeleteBookingnya bisa di web langsung atau via booking.com Mba.
Mau nanya nih, kenapa kok dari tokyo naik kereta ke nagoya? Bukannya pulang lewat tokyo biayanya lebih murah (ga perlu naek shinkansen)? Menyimak cerita di atas kyknya tidak ada kegiatan di nagoya. Thanks
ReplyDeleteMbak, kalau di disneyland Aldo bisa free masuk ya ? bukannya usia 4 tahun ke atas sudah ahrus bayar. Mohon infonya ya mbak. Karena 16 Februari saya berencana ke Disneyland
ReplyDeleteAduh maaf banget Mba baru balas aku (: Semoga Mba menikmati perjalanan Mba ke Disneyland nya ya :)
DeleteSetiap baca blog mba. Pasti bwaanya pengen jalan. Semoga bisa tahun depan jalan2 lgi mba. Thanks ya
ReplyDeleteAamiin, Mba Atha :)
Delete