Dusun Bambu Lembang, tempat yang saat ini tengah menjadi salah satu tujuan wisata utama untuk keluarga di Lembang, bahkan mengalahkan tempat favorit kami: Lembang Floating Market. Beberapa teman kantor sudah kesana di awal tempat ini baru buka. Review mereka: belum banyak pilihan makanan. Tidak ada review mengenai playground dari teman kantor, iyalah secara mereka masih muda-muda. Tempat makan lebih menarik untuk teman-teman saya daripada playground:D
Daripada penasaran, saya mengajak Rene untuk mampir di Dusun Bambu sebelum mengunjungi rumah orangtua kami di Bandung.
Setiap kali berencana ke Lembang, kami harus pasang strategi. Apalagi jika berencana mengunjungi tempat yang sedang hits. Kami pergi setelah solat Subuh, keluar tol Pasteur dan langsung menuju ke Dusun Bambu. Kami tiba di lokasi jam 9.30 pagi, Alhamdulillah tanpa macet, dan parkir pun masih lengang. Keuntungan lainnya, bisa asyik narsis dan foto-foto :)
Cara Menuju Dusun Bambu
Rute yang kami pilih: keluar Tol Pasteur, belok kiri ke arah PVJ, Jalan Setiabudi, belok kiri ke Jalan Sersan Bajuri, dan mengikuti petunjuk hingga tiba di Dusun Bambu. Kalau ada yang bertanya "Dusun Bambu itu di sebelah mananya Kampung Gajah sih?" Masih sekitar 20 menit dengan mobil dari Kampung Gajah ke Dusun Bambu. Dengan catatan: enggak macet.
Setibanya di Dusun Bambu, kami harus naik "angkot" (angkutan kota) nya Dusun Bambu yang merupakan kendaraan hias yang disediakan untuk pengunjung secara gratis. Jadi jangan bawa stroller kesini ya, nanti repot harus dibawa ke dalam "angkot" ini. Bisa juga sih jalan kaki.. tapi yah, kami lebih memilih mobil ini:D Tidak ada lajur antrian untuk naik kendaraan ini. Jadi saya enggak tau tuh gimana kalau pengunjung ramai dan mau naik mobil ini? Pagi itu sih sepi banget, kami langsung naik tanpa harus menunggu.
Bermain Balok Keseimbangan di Playground
Turun dari kendaraan hias, kami naik beberapa anak tangga hingga tiba di playground yang terdiri dari ayunan serta balok kayu untuk latihan keseimbangan. Bisa ditebak kan, langsung kiddos main dan kami menunggu mereka sambil menikmati udara Lembang yang segar.
Selain itu, terdapat area untuk main dengan kelinci dan ikan. Untuk menikmati keduanya, kami harus membayar Rp 15 ribu per anak. Kami minta kiddos memilih main ikan atau kelinci. Tentunya mereka memilih memberi makan kelinci.
Ohya, semua transaksi harus menggunakan uang khusus Dusun Bambu, yang jika tidak habis bisa di-refund. Jadi saran saya, begitu turun dari "angkot", langsung saja menukar uang di counter terdekat. Lokasi rumah kelinci ini agak jauh dari tempat penukaran uang, karena belum mempunyai uang yang hanya berlaku di Dusun Bambu, saya harus berjalan lumayan jauh.
Sungai Kecil Yang Menawan
Setelah memberi makan kelinci, kami berjalan ke area sungai kecil berbatu. Wow, sungguh ini adalah area favorit kami! Sayang aja sih pagi itu kami lupa membawa topi, jadi kami hanya sebentar disana, tidak sempat main air di sungai yang bersih ini. Lain kali saya akan bawa baju ganti untuk kiddos, jadi mereka bisa basah-basahan.
Taman Bunga di Atas Bukit
Kami lanjut naik bukit dan menemukan hamparan bunga ungu. Bukan lavender, tapi tetap cantik. Kalau saja bunganya lebih banyak, pasti akan terlihat seperti hamparan permadani ungu. Malah saya sempat berharap, bunga lupin yang ada di bukit itu. Wah, rupanya saya masih sangat kangen dengan New Zealand.
Makan Siang di Dusun Bambu
30 menit menuju jam makan, kami memutuskan untuk masuk ke Pasar Katulistiwa, dan mencari makan siang. Di "pasar" ini, kami menemukan berbagai jajanan tempo dulu untuk nostalgia. Tempatnya pun disulap sangat artistik, membuat betah. Kiddos hanya membeli minuman saja disini, lalu kami beranjak ke lantai dua.
Kenapa kami memilih makan di Pasar Katulistiwa lantai dua? Karena mendekati makan siang, area makan di lantai satu penuh semua, jadi lebih baik kami melipir ke tempat sepi.
Kami hanya makan soto ayam dan baso tahu, masing-masing porsi sekitar Rp 40.000. Mahal? Hmm, sepadan sih dengan investasi tempat ini menurut saya ya. Dan tempat makan pun jauh lebih nyaman daripada yang ada di Lembang Floating Market.
Ada beberapa tempat makan di Dusun Bambu, yang paling unik tentunya "Lutung Kasarung" area makan yang menyerupai bird nest. Kami sempat kesana hanya untuk foto-foto saja. By the way, dari jembatan ini kami melihat tenda! Ternyata ada camping ground di Dusun Bambu. Wah kami langsung semangat ingin mencoba pengalaman camping kedua, setelah sebelumnya kami camping di pantai.
Pengunjung terus berdatangan, kami memilih untuk pulang. Sebelumnya, kami sempat foto-foto dulu di rice field yang berlokasi paling dekat dengan tempat parkir.
Overall, we love this place! Sebagai orang Bandung, bangga deh Lembang semakin keren, tapi di sisi lain puyeng liat Bandung dan Lembang makin macet aja. Pas kami keluar Dusun Bambu, mobil yang mau masuk dan jalanan menuju Dusun Bambu udah macet aja. Haduh.
Jika Anda berencana bermain dan makan di Dusun Bambu, saya sarankan paling telat tiba di lokasi jam 10 pagi. Supaya terhindar dari macet dan bisa menikmati pagi di Dusun Bambu tanpa terlalu banyak pengunjung.
Camping ground Dusun Bambu sudah masuk ke bucketlist kami, semoga aja bisa segera mengajak kiddos camping di Dusun Bambu. Ada yang mau ikutan mungkin?
written on August 10, 2014 by @tesyasblog
Related Post:
Camping di Dusun Bambu
Review of Eagle Camp Dusun Bambu
Check-out Bandung's Best Family Hotel:
Sheraton Bandung Hotel & Towers
Daripada penasaran, saya mengajak Rene untuk mampir di Dusun Bambu sebelum mengunjungi rumah orangtua kami di Bandung.
Setiap kali berencana ke Lembang, kami harus pasang strategi. Apalagi jika berencana mengunjungi tempat yang sedang hits. Kami pergi setelah solat Subuh, keluar tol Pasteur dan langsung menuju ke Dusun Bambu. Kami tiba di lokasi jam 9.30 pagi, Alhamdulillah tanpa macet, dan parkir pun masih lengang. Keuntungan lainnya, bisa asyik narsis dan foto-foto :)
A glimpse of Dusun Bambu di pagi hari |
Cara Menuju Dusun Bambu
Rute yang kami pilih: keluar Tol Pasteur, belok kiri ke arah PVJ, Jalan Setiabudi, belok kiri ke Jalan Sersan Bajuri, dan mengikuti petunjuk hingga tiba di Dusun Bambu. Kalau ada yang bertanya "Dusun Bambu itu di sebelah mananya Kampung Gajah sih?" Masih sekitar 20 menit dengan mobil dari Kampung Gajah ke Dusun Bambu. Dengan catatan: enggak macet.
Setibanya di Dusun Bambu, kami harus naik "angkot" (angkutan kota) nya Dusun Bambu yang merupakan kendaraan hias yang disediakan untuk pengunjung secara gratis. Jadi jangan bawa stroller kesini ya, nanti repot harus dibawa ke dalam "angkot" ini. Bisa juga sih jalan kaki.. tapi yah, kami lebih memilih mobil ini:D Tidak ada lajur antrian untuk naik kendaraan ini. Jadi saya enggak tau tuh gimana kalau pengunjung ramai dan mau naik mobil ini? Pagi itu sih sepi banget, kami langsung naik tanpa harus menunggu.
Kendaraan menuju Dusun Bambu |
Di dalam "angkot" |
Bermain Balok Keseimbangan di Playground
Turun dari kendaraan hias, kami naik beberapa anak tangga hingga tiba di playground yang terdiri dari ayunan serta balok kayu untuk latihan keseimbangan. Bisa ditebak kan, langsung kiddos main dan kami menunggu mereka sambil menikmati udara Lembang yang segar.
Playground yang alami |
Selain itu, terdapat area untuk main dengan kelinci dan ikan. Untuk menikmati keduanya, kami harus membayar Rp 15 ribu per anak. Kami minta kiddos memilih main ikan atau kelinci. Tentunya mereka memilih memberi makan kelinci.
Ohya, semua transaksi harus menggunakan uang khusus Dusun Bambu, yang jika tidak habis bisa di-refund. Jadi saran saya, begitu turun dari "angkot", langsung saja menukar uang di counter terdekat. Lokasi rumah kelinci ini agak jauh dari tempat penukaran uang, karena belum mempunyai uang yang hanya berlaku di Dusun Bambu, saya harus berjalan lumayan jauh.
Becak mini pun ada di sini |
Tempat mancing ikan untuk anak |
Kiddos#1 si penyayang binatang |
Sungai Kecil Yang Menawan
Setelah memberi makan kelinci, kami berjalan ke area sungai kecil berbatu. Wow, sungguh ini adalah area favorit kami! Sayang aja sih pagi itu kami lupa membawa topi, jadi kami hanya sebentar disana, tidak sempat main air di sungai yang bersih ini. Lain kali saya akan bawa baju ganti untuk kiddos, jadi mereka bisa basah-basahan.
Cakep banget kan? |
Selfie dulu aaah :D |
Taman Bunga di Atas Bukit
Kami lanjut naik bukit dan menemukan hamparan bunga ungu. Bukan lavender, tapi tetap cantik. Kalau saja bunganya lebih banyak, pasti akan terlihat seperti hamparan permadani ungu. Malah saya sempat berharap, bunga lupin yang ada di bukit itu. Wah, rupanya saya masih sangat kangen dengan New Zealand.
Dusun Bambu terlihat dari atas bukit |
30 menit menuju jam makan, kami memutuskan untuk masuk ke Pasar Katulistiwa, dan mencari makan siang. Di "pasar" ini, kami menemukan berbagai jajanan tempo dulu untuk nostalgia. Tempatnya pun disulap sangat artistik, membuat betah. Kiddos hanya membeli minuman saja disini, lalu kami beranjak ke lantai dua.
Pasar Katulistiwa yang fotogenic |
Kenapa kami memilih makan di Pasar Katulistiwa lantai dua? Karena mendekati makan siang, area makan di lantai satu penuh semua, jadi lebih baik kami melipir ke tempat sepi.
Kami hanya makan soto ayam dan baso tahu, masing-masing porsi sekitar Rp 40.000. Mahal? Hmm, sepadan sih dengan investasi tempat ini menurut saya ya. Dan tempat makan pun jauh lebih nyaman daripada yang ada di Lembang Floating Market.
Jajanan yang ada di Dusun Bambu. Asyik banget! |
Tempat makan kami di lantai dua |
Baso tahu nya yummy |
Soto ayam nya juga endesss |
Ada beberapa tempat makan di Dusun Bambu, yang paling unik tentunya "Lutung Kasarung" area makan yang menyerupai bird nest. Kami sempat kesana hanya untuk foto-foto saja. By the way, dari jembatan ini kami melihat tenda! Ternyata ada camping ground di Dusun Bambu. Wah kami langsung semangat ingin mencoba pengalaman camping kedua, setelah sebelumnya kami camping di pantai.
Jembatan menuju Lutung Kasarung |
Pengunjung terus berdatangan, kami memilih untuk pulang. Sebelumnya, kami sempat foto-foto dulu di rice field yang berlokasi paling dekat dengan tempat parkir.
Jadi pengen foto post-wedding disini hehe.. |
Overall, we love this place! Sebagai orang Bandung, bangga deh Lembang semakin keren, tapi di sisi lain puyeng liat Bandung dan Lembang makin macet aja. Pas kami keluar Dusun Bambu, mobil yang mau masuk dan jalanan menuju Dusun Bambu udah macet aja. Haduh.
Kondisi pintu masuk Dusun Bambu sekitar jam 1 siang |
Jika Anda berencana bermain dan makan di Dusun Bambu, saya sarankan paling telat tiba di lokasi jam 10 pagi. Supaya terhindar dari macet dan bisa menikmati pagi di Dusun Bambu tanpa terlalu banyak pengunjung.
Camping ground Dusun Bambu sudah masuk ke bucketlist kami, semoga aja bisa segera mengajak kiddos camping di Dusun Bambu. Ada yang mau ikutan mungkin?
written on August 10, 2014 by @tesyasblog
Related Post:
Camping di Dusun Bambu
Review of Eagle Camp Dusun Bambu
Check-out Bandung's Best Family Hotel:
Sheraton Bandung Hotel & Towers
keren-kereen.., gak sabar mau nyobain kesana :)
ReplyDeleteHai Dewie, iya tempat ini keren.
DeleteBtw, just visited your blog, ijin aku link di blogwalking ya..
kemaren abiz dari sana...dan rempong bawa2 stroller....hahaha..
ReplyDeleteoverall emang seger ya mba suasananya tapi karna uda crowded (nyampe sana sekitar jam 11) jadi aga lumayan krg asik palagi pas balik nunggu angkotnya ngantrii coz byk yg mau balik juga...
Hai Ivna, wah kesana bawa stroller? Hehe..
DeleteDateng pagi itu emang wajib banget deh ya kalau ke Dusun Bambu. Aku ga sabar pengen camping disana :)
besok kita mau kesana, semoga ketemu tempatnya, dan gak maceeettttt .......
ReplyDeleteWah sama, this weekend kita ke Lembang juga, tapi enggak ke Dusun Bambu. Have fun ya!
Deleteitu pasar khatulistiwanya bnr2 fotogenic mbaaa... buah2an wrna warni gt jd bikin meriah fotonya.. aku jrg sih k maen ke bandung ato lembang.. tp kalo ntr mampir udh taulah hrs kemana ;)
ReplyDeleteIya Fanny, kalau ke Lembang wajib dua hal deh: Floating Market dan Dusun Bambu. Tapi catet ya, keduanya wajib didatangi pagi hari. Hehe..
DeleteAlhamdullilah ngak jadi kesana, dari semua review dari temen, kata nya enggak banget ... Terlalu mahal dan gitu2 aja haha
ReplyDeleteKak Cumi, aku suka kok Dusun Bambu. Apa karena aku bawa anak ya? Malah aku udah book 5 tenda mau inep rame-rame ama 6 keluarga. Cobaind eh Kak Cumi dateng kesana dan aku tunggu tulisannya di blog ya :)
DeleteWaah..saya kok tertarik dengan camping groundnya ya..
ReplyDeletebeberapa waktu lalu sih sempat camping keluarga di grafika cikole.. tapi sepertinya di dusun bambu ini lebih menarik..
terima kasih infonya mbak Tesya
Hai Mas Agung, wah aku pengen juga nyoba yang di Cikole. Sama yang di Sari Ater juga pengen nyoba. Semua camping ground intinya pengen aku cobain sih hehehe :)
Deletehalo mbaak, salam kenall..
ReplyDeletembak kalau sama floating market jauhan mana yah? ga bisa ya dalam sehari datengin dua tempat itu? hueueue.. pgn dpt dua2nya tp ga pake macet *naik helikopter aja kali"
mampir2 yaa ke blog kuuu :)
Hai Talitha, dari Bandung, jauhan ke Dusun Bambu, karena dari jalan raya masuknya lumayan jauh ke dalam. Kalau Floating Market kan deket dari jalan raya. Bisa kok dua-duanya dalam satu hari. Saranku, Dusun Bambu nya sore aja, terus sunset di Burangrang Cafe. Romantis!
Deletemba aku mau tanya, kalo jarak farmhouse ke dusun bambu brpa lama ya kalo macet?
DeleteAduh Mba, macetnya kategori apa ya? Kalau macet banget sih bisa 2 jam. Tapi enggak kali ya, mungkin Mba spare sekitar 1,5 jam aja.
Deletekereeen ya tempatnya, jd pengen kesini juga ... harus pagi pagi ya datangnya
ReplyDeletethx infonya ya .. jangan lupa mampir ke blogku ya
Hai Selvy, iya Dusun Bambu keren, tapi kalau keramaian pusing juga hehe.
DeleteBlog-mu lengkap banget, aaah aku pengen paragliding di Puncak! Hehehe
Hai mb....aku jg ada plan mau ke dusun bambu n floating market.boleh info dusun bambu buka jam berapa?klo dr bandung subuh bagusnya kemana dulu?pengen nya sih sore udah sampe bandung lg.bisa ga ya?
ReplyDeleteHai juga Mba... kalau kios makanan gitu buka jam 09.30-10 rata-rata di Dusun Bambu. Nah kalau floating buka jam 9 pagi. Saran aku sih ke Floating dulu kemudian ke Dusun Bambu. Bisa banget Mba sore lagi udah kembali ke Bandung.
DeleteKalau dari Bandung subuh? Ahh enggak mesti subuh kali Mba, jam 8 jalan dari Bandung sih belum macet.
mba mau tanya, kalo dari farmhouse ke dusun bambu kira2 brapa km ya? kalo macet brpa jam sampai ke dusun bambu? saya brgkat mmalam sabtu ini dari serang ke bandung. tujuan 3 tempat yaitu farmhouse, dusun bambu, dan lembang, kira2 3 tempat tsb ter kejar ga ya? mengingat lembang jalurnya merayap. tolong dbl makash
ReplyDeleteHai Mba, selama Mba pagi2 pasti bisa ketiga tempat itu kok. Jadi Mba mulai dari Farhmhouse, kalau Mba bisa sampe sana jam 8, tungguin aja Farmhousenya buka hehe. Terus Mba jalan ke Dusun Bambu, makan siangnya berarti di Dusun Bambu.
Deletenampaknya dusun bambu jadi pilihan yg tepat nih main ke wisata lembang
ReplyDelete