Khawatir ketika membawa anak naik pesawat (terutama untuk pertama kali)? Jangan sedih, you are not alone! Saya pun mengalaminya, ketika itu kiddos baru berusia 4 dan 2 tahun. Beruntung kami belibur bersama dua keluarga yang lain ke Penang, sehingga kiddos asyik bermain bersama teman-temannya dan lupa bahwa mereka sedang ada di atas pesawat. Enggak percaya? Liat deh foto di bawah ini, heboh memang ketika tiga baris di Air Asia kami kuasai:D
Serasa pesawat pribadi:D |
Bahkan, setelah beberapa kali naik pesawat dengan tujuan dekat (1-2 jam), saat pertama kali membawa kiddos dengan full airline service Garuda Indonesia ke Hongkong (kurang lebih 5 jam perjalanan), rasa khawatir tetap saya rasakan. Alhamdulillah games dan video yang disediakan Garuda, membuat mereka betah di pesawat. Hmm, pastinya ada uang ada barang kan?
Menikmati perjalanan dengan Garuda Indonesia |
Yang paling membuat saya khawatir adalah saat membawa kiddos terbang dengan tujuan New Zealand melalui dua airport yaitu Melbourne dan Kuala Lumpur (saat itu masih LCCT airport pula). Terlebih waktu yang kami pilih adalah liburan akhir tahun. Khawatirnya menjadi double karena: ini adalah penerbangan terlama kami sekeluarga, dan kami tentunya harus beat the crowd.
Somehow we did it, tapi bukan tanpa persiapan tentunya. Saya enggak mau kiddos rewel di pesawat dan membuat penumpang lain terganggu. Apa saja yang biasanya saya dan Rene siapkan ketika berencana membawa kiddos naik pesawat?
1. Sebelum Hari Keberangkatan
- Menjelaskan Kepada Anak Mengenai Rencana Perjalanan
Berulang kali saya dan Rene menggambarkan rute yang kami harus tempuh kepada kiddos. Kami jelaskan bahwa kita akan terbang dari Jakarta menuju Kuala Lumpur terlebih dulu. Kemudian, turun dari pesawat harus jalan cukup jauh di LCCT, sebelum naik pesawat ke Melbourne.
- Menggambarkan Kondisi Airport, Pesawat, dan Bagaimana Mereka Harus "Behave"
Pada saat peak season, kondisi airport menjadi dua kali lebih crowded. Kami meminta kiddos untuk tidak berlarian di airport, dan juga mengingatkan bagaimana mereka harus "behave" di airport, apalagi ketika harus melewati imigrasi. Oya, kami juga memberitahu mereka berapa lama waktu tempuh pesawat hingga mencapai destinasi akhir.
2. Di Airport
- Datang 3 Jam Sebelum Jadwal Pesawat
Traveling dengan anak membuat semuanya menjadi lebih lambat. Betul kan? Pengalaman saya sih, selalu ada "drama" yang tidak diharapkan pada saat-saat genting. Misalnya kiddos#2 duduk di lantai McD dan tiba-tiba menolak naik pesawat. Haduh.
Untuk mengantisipasi hal ini, kami selalu tiba lebih awal di airport, tiga jam sebelum jadwal penerbangan kami. Salah satu manfaatnya, tidak perlu antre lama ketika proses check-in.
- Membuat Aturan Untuk Anak
Sepakati beberapa aturan dengan anak selama di airport. Untuk saya safety rule nomor satu adalah membuat aturan untuk memastikan mereka tidak hilang! Kami juga menjelaskan kepada mereka jika sampai terpisah dari saya dan Rene, apa yang harus mereka lakukan.
- Membawa Buku, Games, dan Memilih Tempat Duduk di Airport
Menunggu jadwal naik pesawat memang membosankan, apalagi untuk anak. Siapkan mainan ataupun activity book (serta alat tulis), yang bisa membuat anak sibuk. Kita tidak pernah tau berapa lama pesawat akan delay.
Duduklah di bagian airport yang dapat melihat ke area landasan pacu. Anak akan terhibur melihat banyaknya pesawat di sana. Jika terdapat playground di ruang tunggu, Anda dapat "aman" menunggu di sana bersama anak. Namun pastikan Anda tidak terlewat jadwal pesawat karena keasyikan bermain ya.
- Ke Toilet Sebelum Pesawat Berangkat
Proses naik ke pesawat dan taxi biasanya memakan waktu yang tidak sebentar, jadi pastikan Anda sudah membawa anak-anak ke toilet sebelum panggilan naik ke pesawat.
Untuk kiddos, pergi ke toilet di pesawat ini merupakan hal yang wajib dilakukan. Walapun sudah berkali-kali ke toilet saat di airport, mereka pasti minta ke toilet saat di atas pesawat.
3. Di Pesawat
- Memilih Tempat Duduk di Pesawat
Idealnya, kami memilih kursi terpisah dua-dua dengan tujuan agar kedua kiddos mendapatkan window seat. Namun karena ritual ke toilet di pesawat, saya memilih tiga bangku untuk saya dan kiddos serta satu bangku terpisah untuk Rene. Kemudian kami membuat perjanjian, siapa yang akan duduk di jendela pada saat take off dan landing.
Supaya hemat, saat membeli tiket pesawat dari budget airline saya tidak membeli kursi (pick a seat), melainkan menunggu hingga saat web check-in. Jika kami sudah duduk berdekatan, saya tidak perlu membeli kursi lagi. Untuk tujuan Jakarta ke negara lain, biasanya kursi yang diberikan acak. Namun tujuan Singapura ke Jakarta misalnya, Air Asia ataupun Jetstar selalu memberikan kursi berdekatan.
Anda naik Air Asia X? Pilihlah kursi di bagian belakang pesawat, tersedia kursi window seat yang hanya untuk berdua. Jika keluarga Anda terdiri dari empat orang, Anda bisa duduk di dua baris. Walaupun terpisah, namun terasa private.
- Bawalah Makanan dan Minuman (jika memungkinkan) Yang Disukai Anak
Kemanapun saya pergi dengan Air Asia, masalah makanan tidak menjadi persoalan, karena kiddos selalu menanti hot dog milik Air Asia yang biasanya saya pesan pada saat web check-in. Jadi, jika kami terbang dengan maskapai lain, saya harus membawa sosis dari rumah. Sosis yang berukuran besar seperti hot dog yang tersedia di Air Asia. Rempong betul ya.
Usahakan selalu membawa makanan (termasuk cemilan) dan minuman (untuk penerbangan domestik) yang anak Anda suka. Bawalah permen untuk diberikan pada saat take off dan landing.
Jika Anda akan terbang dengan Garuda Indonesia, jangan lupa untuk menelepon Garuda Call Center sebelum hari H dan meminta makanan anak. Garuda akan menyediakan box makanan khusus untuk anak.
***
Sejak perjalanan pertama ke Penang, kedua kiddos memang termasuk anak-anak yang menikmati perjalanan dengan pesawat. Walaupun demikian, hingga sekarang saya selalu melakukan persiapan serta membawa perlengkapan seperti yang saya ceritakan pada tulisan ini.
Nah, sekarang giliran Anda yang cerita donk, apa saja yang Anda siapkan ketika membawa anak traveling naik pesawat?
written on August 31, 2014 by @tesyasblog
2. Di Airport
- Datang 3 Jam Sebelum Jadwal Pesawat
Traveling dengan anak membuat semuanya menjadi lebih lambat. Betul kan? Pengalaman saya sih, selalu ada "drama" yang tidak diharapkan pada saat-saat genting. Misalnya kiddos#2 duduk di lantai McD dan tiba-tiba menolak naik pesawat. Haduh.
Untuk mengantisipasi hal ini, kami selalu tiba lebih awal di airport, tiga jam sebelum jadwal penerbangan kami. Salah satu manfaatnya, tidak perlu antre lama ketika proses check-in.
- Membuat Aturan Untuk Anak
Sepakati beberapa aturan dengan anak selama di airport. Untuk saya safety rule nomor satu adalah membuat aturan untuk memastikan mereka tidak hilang! Kami juga menjelaskan kepada mereka jika sampai terpisah dari saya dan Rene, apa yang harus mereka lakukan.
- Membawa Buku, Games, dan Memilih Tempat Duduk di Airport
Menunggu jadwal naik pesawat memang membosankan, apalagi untuk anak. Siapkan mainan ataupun activity book (serta alat tulis), yang bisa membuat anak sibuk. Kita tidak pernah tau berapa lama pesawat akan delay.
Duduklah di bagian airport yang dapat melihat ke area landasan pacu. Anak akan terhibur melihat banyaknya pesawat di sana. Jika terdapat playground di ruang tunggu, Anda dapat "aman" menunggu di sana bersama anak. Namun pastikan Anda tidak terlewat jadwal pesawat karena keasyikan bermain ya.
Mnunggu connecting flight ke New Zealad dari Melboune |
- Ke Toilet Sebelum Pesawat Berangkat
Proses naik ke pesawat dan taxi biasanya memakan waktu yang tidak sebentar, jadi pastikan Anda sudah membawa anak-anak ke toilet sebelum panggilan naik ke pesawat.
Untuk kiddos, pergi ke toilet di pesawat ini merupakan hal yang wajib dilakukan. Walapun sudah berkali-kali ke toilet saat di airport, mereka pasti minta ke toilet saat di atas pesawat.
3. Di Pesawat
- Memilih Tempat Duduk di Pesawat
Idealnya, kami memilih kursi terpisah dua-dua dengan tujuan agar kedua kiddos mendapatkan window seat. Namun karena ritual ke toilet di pesawat, saya memilih tiga bangku untuk saya dan kiddos serta satu bangku terpisah untuk Rene. Kemudian kami membuat perjanjian, siapa yang akan duduk di jendela pada saat take off dan landing.
Supaya hemat, saat membeli tiket pesawat dari budget airline saya tidak membeli kursi (pick a seat), melainkan menunggu hingga saat web check-in. Jika kami sudah duduk berdekatan, saya tidak perlu membeli kursi lagi. Untuk tujuan Jakarta ke negara lain, biasanya kursi yang diberikan acak. Namun tujuan Singapura ke Jakarta misalnya, Air Asia ataupun Jetstar selalu memberikan kursi berdekatan.
Anda naik Air Asia X? Pilihlah kursi di bagian belakang pesawat, tersedia kursi window seat yang hanya untuk berdua. Jika keluarga Anda terdiri dari empat orang, Anda bisa duduk di dua baris. Walaupun terpisah, namun terasa private.
- Bawalah Makanan dan Minuman (jika memungkinkan) Yang Disukai Anak
Kemanapun saya pergi dengan Air Asia, masalah makanan tidak menjadi persoalan, karena kiddos selalu menanti hot dog milik Air Asia yang biasanya saya pesan pada saat web check-in. Jadi, jika kami terbang dengan maskapai lain, saya harus membawa sosis dari rumah. Sosis yang berukuran besar seperti hot dog yang tersedia di Air Asia. Rempong betul ya.
Usahakan selalu membawa makanan (termasuk cemilan) dan minuman (untuk penerbangan domestik) yang anak Anda suka. Bawalah permen untuk diberikan pada saat take off dan landing.
Jika Anda akan terbang dengan Garuda Indonesia, jangan lupa untuk menelepon Garuda Call Center sebelum hari H dan meminta makanan anak. Garuda akan menyediakan box makanan khusus untuk anak.
***
Sejak perjalanan pertama ke Penang, kedua kiddos memang termasuk anak-anak yang menikmati perjalanan dengan pesawat. Walaupun demikian, hingga sekarang saya selalu melakukan persiapan serta membawa perlengkapan seperti yang saya ceritakan pada tulisan ini.
Nah, sekarang giliran Anda yang cerita donk, apa saja yang Anda siapkan ketika membawa anak traveling naik pesawat?
written on August 31, 2014 by @tesyasblog
Mungkin krn anakku msh kecil ya, (dia naik pesawat pertamakali umur 10 bulan), jd aku msh blm terlalu puyeng ngatur2ya mba..palingan sih yg rempong itu jd bnyk bgt peralatan perang dia :p mlai dr koper gee untuk dia sendiri lngkap ama popok , makanan dan susunya.. soalnya dia rewel bgt soal makanan.. dan picky.. jd aku hrs bawa sndiri dr rumah..
ReplyDeleteHai Fanny, iya barang yg musti dibawa tergantung umur anak ya. Semakin kecil kayanya makin ribet dengan popok dan makanan hehe..
ReplyDeleteMau tanya mbk..kalo flight sama anak 34 bulan pake AA dlm 1 kode boking bisa web checkin gak? Thanks info nya
ReplyDeleteHai Mba Fitri, anak 34 bulan punya tiket sendiri kan ya. Kalau iya bisa web ci. Kalau sama bayi enggak bisa web ci Mba.
Deletesaya juga pasti sedia buku dan alat tulis di tas dan koper hehe. makasih infonya!
ReplyDeleteStroler boleh masuk cabin ngga ya momm di air asia?
ReplyDeleteHai Mbak, enggak boleh dibawa sih. Nanti sebelum masuk pesawat diambil sama petugasnya. Nah saya enggak tau apakah itu dihitung sebagai bagasi atau tidak.
Delete