Guestpost by @alencantik
Do you wanna build a snowman? If your answer is YES, cerita Alen wajib dibaca. Direnungkan. Dan dibawa ke alam mimpi. Hehe..itu sih saya:D
Alen and family, with the snow! |
Pada pertengahan April 2014 lalu, kami sekeluarga berkesempatan
mengunjungi negara matahari terbit, Jepang. Awalnya saya hanya berniat untuk menjelajah Nagoya kemudian ke Osaka lalu Tokyo dan kembali ke Nagoya. Tapi dikarenakan demam film Frozen, Aldo beberapa kali mengutarakan keinginannya untuk bermain salju.
Saya pun mulai googling kemungkinan untuk dapat bermain salju di Jepang, karena saya ingat pernah membaca ada beberapa tempat di Jepang yang masih bersalju walaupun sudah musim panas. Kemudian didapatlah lokasi Gala Yuzawa yang hanya kurang lebih sejam perjalanan shinkansen dari Tokyo, dan Tateyama Kurobe Alpen Route dari kota Toyama yang hanya berjarak 3 jam perjalanan kereta dari Nagoya.
Yang unik dari Tateyama Kurobe Alpen Route ini adalah beragamnya transportasi yang digunakan, mulai dari kereta, cable car, bus, trolley bus, dan ropeway. Karena saya yakin Aldo pasti akan menyukai penggunaan macam - macam transportasi ini, maka saya pun mulai menyusun itinerary Nagoya - Toyama - Tokyo - Nagoya. Kemudian mulai mengakrabkan diri dengan hyperdia.com untuk mengetahui rute - rute yang akan kami tuju.
Tiket Pesawat Promo Dari Indonesia ke Jepang
Saya sudah membeli tiket dengan
maskapai kesayangan, Airasia, sejak sekitar 6 bulan sebelumnya secara
"ngeteng". Dimulai dari baru dibukanya rute ke Nagoya, saya berhasil
mendapat Rp 2.500.000 untuk rute Kuala Lumpur-Nagoya sekali jalan untuk 3
orang (saya, suami, dan Aldo 4 tahun).
Kemudian di akhir tahun 2013, saya membeli tiket untuk bertiga Rp
3.500.000 untuk rute Nagoya-Kuala Lumpur. Sementara itu, tiket Jakarta-Kuala Lumpur pp sudah saya beli sejak pertengahan tahun 2013 seharga Rp
2.500.000 untuk bertiga. Jadi total pp Jakarta - Nagoya kurang lebih Rp
8.500.000.
Itinerary 10 Hari Di Jepang
Total
perjalanan kami adalah 10 hari 9 malam, dengan rincian 1 malam overnite di
penerbangan KL - Nagoya, 2 malam di Toyama, 5 malam di Tokyo, dan terakhir 2
malam di Nagoya. Sejujurnya saya agak kesulitan menyusun itinerary karena
begitu banyaknya tujuan yang seru dan indah yang saya ingin agar Aldo kunjungi.
Setelah 3 bulan goggling sana sini baru saya akhirnya mantap, dengan tujuan
utama bermain salju di Toyama, Disneyland di Tokyo, dan Port of Nagoya Aquarium
di Nagoya.
Mbak Tesya minta saya untuk memberi tips apa saja yang harus dibawa untuk liburan dengan anak ke tempat yang bermusim dingin. Duh, bingung karena sebenarnya saya juga tidak tahu hahahaha..
Sebelumnya saya pernah googling kalau mau main di salju itu harus pakai boots, long john, kaos kaki termal, dan sebagainya. Sedangkan kemarin saya hanya melengkapi Aldo dengan jaket winter, sarung tangan (keduanya beli di Pasaraya) serta masker. Untuk kaos kaki hanya mengenakan kaos kaki biasa dan sepatu pun hanya sepatu kets.
Saya memang tidak mengira akan menghadapi cuaca dibawah 0°C, karena tiap kali saya googling tentang prakiraan cuaca selalu yang saya dapat berkisar antara 7-10°C. Lain kali kalau kami akan bermain salju lagi, saya tentunya akan mempersiapkan lebih matang lagi. Untung saja tidak ada diantara kami yang jatuh sakit setelah main salju dan diterpa angin yang menusuk.
Well selain pakaian, yang tidak terlupakan adalah membawa minuman dan snacks seperti roti atau coklat kecil. Selain itu, sebelum berangkat saya selalu mengajak ngobrol Aldo, mengajak doa bersama, memberitahu apa yang akan kita lakukan, serta meminta kerjasamanya untuk selalu "obey" mommy n daddynya.
Perjalanan dari Jakarta ke Nagoya (via Kuala Lumpur)
Kami
berangkat hari Jumat, 18 April dari Jakarta ke Kuala Lumpur. Flight yang
rencananya berangkat sekitar jam 3 siang molor satu jam karena hujan badai. Sampai
di LCCT sekitar jam 7 malam, kami langsung check in kembali untuk flight ke
Nagoya jam 00.45 malam. Sembari menunggu, kami menghabiskan waktu dengan makan
malam dan leyeh-leyeh. Begitu waktu boarding tiba, kami segera menuju pesawat
yang parkir pas didepan pintu keluar ruang tunggu bandara.
Menghabiskan waktu di LCCT. Makan malam, jalan-jalan sekitar LCCT dengan trolley, menggambar, dan tidur begitu masuk pesawat. |
Welcome to Japan!
Akhirnya menginjak Jepang dengan toiletnya yang canggih serta papan peringatannya yang disertai gambar-gambar lucu |
Sampai
di Centrair International Airport Nagoya atau dikenal dengan sebutan Chubu
Airport sekitar jam setengah sembilan pagi, kami sarapan di Subway dekat pintu
keluar gerbang kedatangan. Begitu selesai sarapan, kami menuju Meitetsu Nagoya
untuk langsung bertolak ke kota Toyama. Untuk perjalanan dari Chubu Airport ke
kota Toyama ini kami menghabiskan dana yang lumayan, sekitar Rp 2.000.000 untuk
saya dan suami, sedangkan Aldo hitungannya masih gratis.
Dimanjakan dengan pemandangan - pemandangan
indah sepanjang rute Nagoya ke Toyama |
Sampai
di kota Toyama, kami langsung check in di hotel Prime Toyama yang hanya
berjarak kurang dari 10 menit jalan kaki dari Stasiun Toyama. Hotel ini sudah
saya booking dan bayar lewat Agoda, proses check in berlangsung cepat dan kami
tidak diminta untuk meninggalkan deposit. Kami kemudian menyempatkan diri untuk
beres - beres dan tidur siang sebelum pada sore harinya berkeliling sekitar
hotel serta mencoba mencari letak Dentetsu Toyama Station, dimana kami akan
memulai perjalanan menuju gunung Tateyama esok harinya. Sehabis makan malam di
Yoshinoya di dekat hotel, kami pun kembali ke kamar untuk beristirahat. Esok
hari kami akan bermain salju, dan kami berencana untuk berangkat sekitar jam 8
pagi.
Suasana kota Toyama yang tenang dan dingin. Ketika kami berkunjung suhu saat itu sekitar 10-11°c. |
Tateyama Kurobe Alpen Route
Esok
paginya setelah sarapan, kami pun memulai perjalanan menuju gunung Tateyama.
Diawali dengan naik kereta dari Stasiun Dentetsu Toyama menuju Stasiun Tateyama
terlebih dahulu. Selama perjalanan kembali kami disuguhkan dengan pemandangan -
pemandangan yang sangat indah seperti bunga - bunga sakura yang masih
bermekaran serta yang membuat takjub adalah pemandangan gunung - gunung es di sekitar
kami.
Sarapan dengan menu yang simple dari hotel,
kemudian membeli tiket kereta di Stasiun Dentetsu Toyama sebelum naik Toyama Chiho Railway |
Rute
dari Tateyama Kurobe Alpen Route ini sebenarnya terdiri dari Stasiun Tateyama-Bijodaira-Midagahara-Murodo-Daikanbo-Kurobedaira-Kurobeko- Kurobe
Dam-Ogizawa. Rencananya, kami akan membeli tiket sampai dengan Kurobe Dam
kemudian kembali ke Stasiun Tateyama. Namun para petugas disana menyarankan
kami untuk hanya mengambil rute sampai Murodo, dikarenakan banyaknya wisatawan
yang datang pada hari tersebut. Rute Tateyama Kurobe Alpen Route ini memang
baru dibuka sepenuhnya pada tanggal 16 April, kami datang pada tanggal 20 April
jadi memang wajar kalau saat itu sedang masuk masa peak season.
Rute lengkap Tateyama Kurobe Alpen Route dari website resminya, alpen-route.com |
Kami
akhirnya membeli tiket pp dengan rute Stasiun Tateyama - Kurobedaira, dengan
pertimbangan bisa naik Tateyama Ropeway, mungkin seperti cablecar kalau di
Indonesia. Sedangkan cablecar di Jepang menurut saya malah seperti tram di The
Peak Hongkong.
Di
Stasiun Tateyama ini terdapat tv dengan live camera menyorot ke beberapa spot
tujuan, seperti Murodo dan Kurobedaira serta Kurobe Dam. Agak bersyukur kami
tidak mengambil rute menuju Kurobe Dam, karena ternyata saat itu air yang
keluar dari Kurobe Dam tidak dinyalakan. Namun yang cukup membuat kami kecut
adalah saat mengetahui suhu di Murodo dan Kurobedaira saat itu berada di titik
minus derajat celcius. Sebelumnya dari Jakarta tiap saya mengecek prakiraan
cuaca, saya mendapat prakiraan cuaca hanya sekitar 7-10°c. Ternyata saat itu
rata-rata antara minus 3-5°C. Deg-degan, karena ini akan menjadi pengalaman
pertama kami berada di tempat bersuhu minus. Untung saya sudah melengkapi Aldo
dengan winter jaket, sarung tangan, masker, serta penutup kepala.
Live camera, Daikanbo 0.6° C |
Setelah
perjalanan singkat dengan cablecar, kami sampai di Bijodaira. Pemandangan
disini pun luar biasa indahnya, salju di mana - mana. Aldo pun sudah semakin
tidak sabar, dia terus bertanya dimana bisa bermain salju. Saya dan daddynya
sampai berkali - kali memintanya untuk bersabar.
Di
Bijodaira, kami naik bus selama sekitar 1 jam menuju Murodo. Tentu saja
pemandangan pohon - pohon yang diselimuti salju serta gunung - gunung salju
mengiringi perjalanan kami. Bus sempat berhenti beberapa kali untuk memberi
kesempatan para wisatawan melihat pohon tertua (atau terbesar?) di daerah
Murodo, air terjun Shomyo yang merupakan air terjun terbesar di Jepang, serta
drop point hotel Midagahara. Terdapat audio dalam bahasa Jepang dan Inggris
yang memberikan keterangan mengenai tempat - tempat yang sedang dilalui oleh
bus yang kami tumpangi.
Dalam perjalanan menuju Murodo dengan Tateyama Highland Bus, ada yang akhirnya ketiduran |
Setelah
sekian lama melewati jalan berkelok - kelok, kami akhirnya sampai di Murodo.
Pertama kami melewati Snow Wall, suatu jalan dimana bagian kiri dan kanannya
terdapat dinding salju yang sangat tinggi. Sekitar 5 menit kemudian bus sampai
di Stasiun Murodo, dimana terdapat tempat makan dan tempat bermain dengan salju.
Ada yang kesenengan akhirnya bisa juga main salju |
Tidak
terasa sudah lebih dari satu jam kami bermain salju. Sangat mengharukan rasanya
melihat Aldo begitu gembira dan bersemangat bermain. Saya dan daddynya sampai
harus memaksanya untuk berhenti karena sudah waktunya untuk makan siang.
Makan siang yummy di Stasiun Murodo dengan udang kering, kentang rebus keju, sup, dan salad |
Setelah
makan siang, entah kenapa Aldo ngotot minta dibelikan es krim. Alhasil, di
tengah - tengah udara yang sangat dingin, Aldo malah menikmati es krimnya.
Menikmati es krim vanilla di tengah udara yang sangat dingin |
Karena
udara semakin dingin dan angin semakin berhembus lebih kencang, kami pun
memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju Daikanbo dengan
menggunakan trolley bus.
Perjalanan
dari Murodo ke Daikanbo hanya memakan waktu sekitar 10 menit, namun ternyata
cukup untuk membuat Aldo tertidur kembali. Setelah sampai di Daikanbo, kami pun
memutuskan untuk mencari tempat duduk sembari menunggu si bos kecil tidur.
Si bos kecil tidur, pemandangan sekitar Daikanbo, dan oleh - oleh khas pegunungan Tateyama |
Sekitar
satu jam setengah kami membiarkan Aldo tidur siang, kemudian saya pun
membangunkan Aldo dan memintanya bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke
Kurobedaira dengan Tateyama Ropeway. Perjalanan dengan Tateyama Ropeway ini
hanya singkat, jadi saya tidak ingin Aldo melewatkannya.
Sampai
di Kurobedaira, tentu saja Aldo langsung request untuk bermain salju lagi.
Cuaca di Kurobedaira lebih bersahabat dibandingkan di Murodo. Saat kami datang
suhu berkisar 3°C, dan yang menyenangkan adalah ada sinar matahari yang cukup
terik walaupun tentunya anginnya tetap berhembus kencang serta salju yang ada
tidak sekeras seperti di Murodo jadi lebih mudah dibentuk.
Kembali bermain salju dengan pemandangan indah di sekeliling |
Kami
bermain salju sampai sekitar jam 5 sore, kemudian kami bersiap untuk pulang
melalui rute yang sama. Udara sudah semakin dingin, dan ternyata tidak lama
kemudian turun hujan salju ketika kami akan menaiki Tateyama Ropeway menuju
Daikanbo kembali. Bahkan ketika kami sampai di Murodo, hujan salju sudah
semakin lebat. Bus kami berjalan sangat pelan karena jarak pandang terbatas.
Tateyama Ropeway, di tengah - tengah lautan salju |
Kota Tateyama menjelang malam dilihat dari dalam Tateyama Cable Car |
Kami
sampai kembali di Toyama sekitar jam setengah 9 malam, perut lapar langsung
mencari makan di Yoshinoya seperti malam sebelumnya. Setelah itu kami langsung
pulang menuju hotel dan istirahat, karena besok kami akan melanjutkan
perjalanan menuju Tokyo.
Aldo dengan Chiho Toyama Railway di Dentetsu Toyama Station |
Senang
sekali rasanya bisa memenuhi keinginan Aldo untuk bermain salju, sampai hotel
pun Aldo masih bertanya apakah besok bisa bermain salju lagi. Untungnya ia tetap
excited setelah saya jelaskan bahwa besok kami akan ke Tokyo untuk pergi ke
Disneyland, zoo, dan museum.
Posted on May 17, 2014
Tentang @alencantiek:
Stay at home mom yang merelakan pekerjaannya di salah satu bank swasta karena request anak, Aldo 4 tahun. So sekarang pekerjaan sehari - harinya berkisar antara mengurus rumah tangga dan mengintip - intip tiket promo:D
Related Posts written by @tesyasblog:
Memilih Ski Resort Yang Kids Friendly di Jepang
Main Salju di Jepang, Echigo Yuzawa atau Gala Yuzawa?
Komen ah biar ketularan bisa pergi ke Jepang :p Di bucket list-ku: minum butter beer di Harry Potter world Osaka dan meluk Totoro di Ghibli museum.
ReplyDeleteMoga2 gak di-php-in nunggu Jepang bebas visa. Thanks for sharing.
Amin Emak Ade, semoga segera bebas visa :)
DeleteKemarin aku udah nanya2 @dinavirgianti miss jepang kita, dan dia tetep saranin Des aja daripada Juni-Jui *nasib cuti terbatas nih
iiihhhhh berguna banget utk trip ku thn depan ke Jepang ^o^.. Tx mba tesya udah invite mba alen cerita ttg Jepang... Tp ttp sih tujuan utamaku k Jepang thn dpn, cuma mw ngerasain rollercoaster terpanjang sedunia, Steel Dragon dan 1 lg yg dahsyat dodonpa ^o^.... Main saljunya sih untuk anakku aja ;p
ReplyDeleteHahah Fanny...nanti cerita disini ya jalan-jalan ke Jepang-nya :)
Deletehi, maaf boleh tanya2?
ReplyDeleteke tateyama kurobe line smua biaya akomodasinya brpa ya? winter tahun ini saya pengen ke sana..
Hai Mba Kiki, silahkan email ke tesyas.blog@gmail.com ya. Nanti aku kirim ke Alen emailnya.
DeleteHi Mba, aku syifa. Rencana ke tateyama alpine april tahun depan (2017) . Blh minta perinciann biaya kesana? Atau slm di jpg.?
DeleteHai Mba Syifa, bisa minta alamat emailnya? Atau Mba bisa email saya ke tesyas.blog@gmail.com? Nanti saya minta penulisnya, Alen untuk email ke Mba perincian biayanya ya.
Deletesangat2 terinspirasi sama cerita ini mba tesya, jadi kepingiinn ke jepang bawa anak2 :)
ReplyDeleteSama Mba Dhana, aku juga pengen banget ke Sapporo hehe :)
DeleteMari kita bermimpi dulu lewat tulisan Alen ini.
Sllu seneng baca blog mbak Tesya.udh pernah sukses ngebolang bawa anak 3 ke Spore&JB berkat nyontek abis dr mbak Tesya. Skrg sambil nunggu si babe sayang ACC promo AA unk Juli thn 2016 Jogja-osaka , Tokyo-KL-jogja (PP 12jt-an unk ber 5) hahahaha... Baca² duyuu + berdoa :)
ReplyDeleteSalam kenal unk mbak Alen ya mbak.."senasib" IRT ex. pegawai bank swasta yg hobi ngintip tiket promo :p
Hai Mbak, wah senasib sama Alen toh hehe... wah murah donk Mba, ayo hajar Mba... Tapi Juli katanya panas banget disana, enggak kaya Alen aja Mba, bulan April?
DeleteMaaaff br bales, gak ada notif nya 😥. April anak yg gede udh lagi sibuk UN SD nya mbak... Kmrn belum jd buking unk akhir Juni-juli16, bbrp hari yll ngintip promo AA yg skrg udh naik skitaran 15,5jt PP (rute sama) krn yg dl itu Jogja-KL-jogja nya yg muraaaahh, PP 1juta unk ber 5 (100rb/org one way)
DeleteHallo salam kenal ;) saya mau tanya biaya pp dr toyama st ke kurobedaira brp ya? Bs email ke uceee02@gmail.com.. Thx u
ReplyDeleteHai Mba Suci, nanti aku sampaikan ke penulisnya ya email Mba.
DeleteSalam kenal mba tesya.. Kecanduan ni baca blognya mba.. Share tipsnya dong u/ dptin tiket promo itu gmn si caranya. Syapa yg g ngiler ke tokyo 12jt ber 5 pp.. Apa mmg msti ngintip2 gt y tiap hari.. Thankyou for sharing
ReplyDeleteHai Mba, eeeh...tapi aku belum pernah dapet tiket ke Tokyo 12 juta ber 5 pp loh Mba...hehe..
DeleteKalau aku sih pantengin aja Air Asia kalau memang pas promo. Kalau dia promo Big Card (membership nya itu), lumayan besar juga diskon nya Mba.
Hai... Salam kenal. Sy Frety.
ReplyDeleteMau tanya kalau sarung tangan, Aldo pakai yg berbahan apa saat main salju?
Hai Mba Frety, salam kenal.
DeleteAku jawab waktu kedua Kiddos ke Jepang ya, pake yang wool, dan basah hahaha..
Soalnya dari sini enggak nemu yang bahan yang cocok buat salju. Jadi kalau Mbak enggak nemu yang bisa basah2an, siap siap beli beberapa pasang aja.
Sementara untuk aku, aku pake sarung tangan yang bisa basah2an beli di Uniqlo jakarta. Tapi enggak ada ukuran anak kecil waktu beli.